Puisi: Mata Coklat (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi: Mata Coklat Karya: Abdul Wachid B. S.
Mata Coklat


apa bedanya sebatang coklat dengan
sepasang matamu yang
coklat? mengerjap-ngerjap
menerbitkan selera matahari lelaki yang
memandang penuh sedap, yang
panasnya tak ingin lelehkan mata coklat itu
hingga ngalirkan hati menjadi
kecoklatan, keruh seperti sungai, sayang
tersebab, lebih lezat mata coklat itu
menjelma permen, memaniskan rasa
kau aku yang tidak rosa
untuk menolak derasnya rindu
jangan katakan, cemburumu adalah
ketidaknormalan yang kelabu
lantaran jiwa wanita hanyalah
tahu bahwa lelaki itu adalah kebaikan
dan kebaikan tidaklah membutuhkan wajah
tersebab hati per
-empuan telah
leleh bagai mata coklatmu yang
kini mencair airmata, tetapi …
tidak untuk yang bernama kesedihan
airmata dan mataair
begitu tipis beda beningnya
tetapi yang aku tahu: mata, coklatmu
antara mengeras bagai batang
dan mencair bagai air
keduanya telah memenuhi
ruang waktu kekasih yang hilang batas, lantas?
apa bedanya sebatang coklat dengan
sepasang matamu yang
coklat? mengerjap-ngerjap
panasnya matahari lelaki
berpijar melelehlah seluruh diri.


Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Puisi: Mata Coklat
Puisi: Mata Coklat
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.