Puisi: Salak (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Salak" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang sederhana namun sarat dengan makna dan perenungan tentang kehidupan dan hubungan ....
Salak


seperti salak
berapa siung di dalamnya
kau aku tidak pernah menduga
berapa anggota keluarga berdesak

berapa anak kau aku
dan siapa yang dipanggil “ibu”
kau aku tidak mampu mengelak
ketika ada biji salak yang

dikawinkan oleh angin
tidak terduga rasa ingin
tahu-tahu angin bertiup
hingga jumlah buah genap terkatup.


Purwokerto, 29 Januari 2014

Analisis Puisi:
Puisi "Salak" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang sederhana namun sarat dengan makna dan perenungan tentang kehidupan dan hubungan antara manusia. Puisi ini menggunakan gambaran salak sebagai metafora untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam.

Bait pertama menggambarkan salak sebagai sebuah misteri. Penyair menggambarkan salak dengan pertanyaan berapa siung di dalamnya, menyoroti keraguan dan ketidakpastian yang ada dalam hubungan manusia. Metafora ini juga mencerminkan kompleksitas dan kedalaman hubungan dalam keluarga.

Bait kedua mengarahkan perhatian pada pertanyaan tentang identitas dan hubungan dalam keluarga. Pertanyaan tentang berapa banyak anak yang dimiliki dan siapa yang dipanggil "ibu" menggambarkan kerumitan dan kebingungan yang sering terjadi dalam hubungan keluarga. Penyair mengakui bahwa ia tidak mampu mengelak dari pertanyaan-pertanyaan ini, menunjukkan penerimaan akan kompleksitas dan tantangan dalam menghadapi hubungan keluarga.

Bait terakhir membawa perubahan dalam suasana puisi. Penyair menggunakan gambaran biji salak yang dikawinkan oleh angin, yang menunjukkan kejadian yang tidak terduga dan tak terduga dalam kehidupan. Metafora ini menggambarkan bagaimana hubungan dan jumlah anggota keluarga dapat berubah dengan tidak terduga. Dalam konteks ini, angin yang bertiup menggambarkan pengaruh luar yang dapat mengubah dinamika hubungan manusia.

Secara keseluruhan, puisi "Salak" mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas hubungan manusia dan ketidakpastian yang sering terjadi dalam kehidupan. Melalui metafora salak, penyair menggambarkan keragaman dan kebingungan dalam hubungan keluarga, tetapi juga menggarisbawahi kemungkinan perubahan dan pertumbuhan yang tak terduga. Puisi ini mengundang kita untuk merenungkan betapa kompleksnya kehidupan dan hubungan kita, serta memahami dan menerima dinamika yang ada di dalamnya.

Puisi: Salak
Puisi: Salak
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.