Puisi: Sepeninggal Ibu (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Sepeninggal Ibu" karya Abdul Wachid B. S. merupakan sebuah perenungan yang dalam tentang kehilangan seorang ibu dan pentingnya peran serta ...
Sepeninggal Ibu

kusapa perempuan di jalannya
tidak sebagai kemarin: mata
bunga biru kehijauan
lengkung alis rembulan limabelasan
mancung hidung mancung dada membusung
pinggang menari dipegang kendali
kuda betina dipacu di padang gelanggang

kusapa perempuan sebagai matahari
terbit ke esok hari: cahaya
menembus jendela kamar
pandang ke cakrawala dengan sabar
harapan dan doa-doa yang
tidak berkesudahan

memang indah tubuh
tetapi megah ruh
akan tiada henti menari
hingga megatruh

sekalipun matahari terasa senja di jalannya
matahari toh akan tenggelam di hari rabu
seperti lingsirnya nenekmoyangku: di jalanku
kusapa setiap perempuan sebagai ibu.

Yogyakarta, 2 januari 2016

Analisis Puisi:

Puisi "Sepeninggal Ibu" karya Abdul Wachid B. S. merupakan sebuah perenungan yang dalam tentang kehilangan seorang ibu dan pentingnya peran serta pengaruhnya yang tak tergantikan.

Penggambaran Ibu sebagai Matahari: Dalam puisi ini, penyair menggambarkan ibu sebagai matahari yang memberikan cahaya, harapan, dan kehangatan kepada keluarga. Ibu diibaratkan sebagai sumber sinar dan kehidupan, yang menembus jendela kamar dan memberikan pandangan ke arah masa depan dengan sabar.

Simbolisme dan Metafora: Penyair menggunakan banyak simbolisme dan metafora untuk menggambarkan kekuatan dan kehadiran ibu. Ibu digambarkan sebagai pengendali yang kuat, seperti seorang pengendara kuda betina yang mahir mengarungi padang gelanggang kehidupan.

Kehilangan dan Kepastian: Meskipun ibu diibaratkan sebagai matahari yang memberikan cahaya dan kehidupan, puisi ini juga menyentuh tema tentang kehilangan yang tak terelakkan. Meskipun matahari akan tenggelam pada akhirnya, seperti lingsirnya nenek moyang, namun kehadiran ibu akan selalu dikenang dan disucikan.

Penghargaan terhadap Perempuan: Penyair mengekspresikan penghargaan dan rasa hormatnya terhadap perempuan, terutama ibu, yang dianggapnya sebagai sosok yang megah dan berharga. Setiap perempuan yang disapa oleh penyair dijalanan dianggap sebagai ibu, menggambarkan rasa kedekatannya dengan kehadiran ibu dalam segala hal.

Penutup yang Menyentuh: Puisi ini ditutup dengan pengakuan cinta dan kehilangan yang dalam terhadap ibu. Bahkan saat matahari mulai tenggelam, rasa hormat dan cinta terhadap ibu tetap abadi dan tak tergantikan.

Puisi "Sepeninggal Ibu" adalah sebuah penghormatan yang dalam terhadap peran ibu dalam kehidupan seseorang. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi ini menyampaikan pesan tentang kehilangan, penghargaan, dan keabadian hubungan antara seorang anak dan ibunya.

Puisi
Puisi: Sepeninggal Ibu
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.