Puisi: Au Revoir (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Au Revoir" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan konflik perasaan di antara semangat kemerdekaan, penyiksaan, dan penindasan.
Au Revoir


Pada waktu itu, pada hati waktu
Yang mengandung gelita yang membatu
Burung hantu dan malam
Yang gelisah bagai serdam alam

Bersama kemerdekaan yang terus mengelana
Detik demi detik membebankan nasib dengan bencana
O, terasa nyaman mengenang jalan-jalan di luar penjara
Menajamkan sanggurdi bagi pemacu jalanan!


Sumber: Etsa (1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Au Revoir" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang mendalam, yang memperlihatkan kerumitan perasaan penulis terhadap kemerdekaan dan penindasan.

Kekuatan Perasaan: Puisi ini memunculkan perasaan yang kuat, bahkan dalam keadaan yang mencekam seperti penjara. Dalam suasana gelita dan ketidakpastian, penulis menyampaikan perasaan kegembiraan dan nyaman saat mengenang momen kemerdekaan dan kebebasan di luar penjara. Ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat berharga, bahkan dalam kondisi yang penuh penderitaan.

Burung Hantu dan Malam: Penyair menggunakan gambaran burung hantu dan malam yang gelisah untuk menggambarkan suasana hati dan waktu yang menegangkan. Burung hantu sering dikaitkan dengan hal-hal misterius dan menakutkan, sementara malam yang gelisah menghadirkan ketidakpastian. Dalam konteks puisi ini, keduanya mungkin melambangkan ketidakpastian masa depan dan kondisi sulit yang dihadapi penulis.

Kemerdekaan yang Mengelana: Puisi ini merayakan kemerdekaan dan kebebasan sebagai sesuatu yang tak tergantikan. Penyair menggambarkan kemerdekaan sebagai sesuatu yang "terus mengelana," menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan akan terus hidup bahkan dalam situasi yang sulit.

Penyiksaan dan Penindasan: Meskipun puisi ini mencerminkan semangat kemerdekaan yang kuat, ada juga sentuhan penyiksaan dan penindasan yang dihadapi oleh penulis. Ini dapat diartikan sebagai gambaran kehidupan di bawah rezim yang otoriter atau dalam situasi penjara, di mana penulis terbatas dalam kebebasannya.

Simbol dan Makna: Puisi ini memiliki elemen simbolis yang kuat, seperti "sanggurdi bagi pemacu jalanan," yang dapat diartikan sebagai semangat perlawanan terhadap penindasan. Simbolisme ini menambah kedalaman dan kompleksitas puisi.

Puisi "Au Revoir" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya yang menggambarkan konflik perasaan penulis di antara semangat kemerdekaan, penyiksaan, dan penindasan. Ini adalah pengingat akan pentingnya kebebasan dan kemerdekaan dalam menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian dan penderitaan.

Puisi: Au Revoir
Puisi: Au Revoir
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.