Puisi: Kepada si Miskin (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Kepada si Miskin" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan kondisi sosial orang miskin, merayakan persatuan di antara mereka, dan ...
Kepada si Miskin (1)

Terasa aneh dan aneh
Sepasang-sepasang mata memandangku
Menimpakan dosa
Terus terderitakanlah pandang begini?

Rumah-rumah terlalu rendah
Dan tanganku hanya bisa menggapai
Di antara ruang tak berudara
Di mana keluh mengapung-apung

Takut mengguratkan fajar yang salah
Dan perjalanan masih jauh
Tapi antara kami
Tak ada yang memisahkan lagi

Kepada si Miskin (2)

Saudara-saudaraku, seibu sebapa
Kita orang-orang tersisih
Terluput dari takdir dan jalan besar

Barangkali kubur-kubur bagi kami telah menganga
Tetapi apa kubur bagi kita
Kita terkubur, sebelum sempat berkata
Kepada Pemimpin

Barangkali jiwa kita jiwa kembara
Menobatkan diri dari taburan bunga
Saling menekankan hati kita
Saling menjabat tangan kita, karena kita sesaudara.

Sumber: Kasusasteraan Indonesia dalam Kritik dan Esei III (1985)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada si Miskin" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan empati terhadap orang miskin dan refleksi tentang kedekatan dan persatuan di antara mereka.

Bagian Pertama ("Kepada si Miskin (1)"):
  1. Kehidupan Orang Miskin: Puisi ini menggambarkan kehidupan orang miskin yang dihadapi oleh pandangan masyarakat. Orang miskin sering kali mendapat pandangan yang merendahkan dan dipandang sebagai pihak yang "memandangku (penyair)" dengan penuh dosa.
  2. Ketidaksetaraan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang ketidaksetaraan, dengan rumah-rumah yang terlalu rendah dan tangannya hanya bisa menggapai di antara ruang yang "tak berudara." Ini mencerminkan kondisi sosial yang kurang adil dan kesulitan yang dihadapi oleh orang miskin.
  3. Kedekatan dan Persatuan: Meskipun ada perasaan aneh dan pandangan merendahkan, puisi ini mengakhiri bagian pertama dengan mengekspresikan bahwa tidak ada yang memisahkan lagi antara penyair dan "si Miskin." Ini mencerminkan pesan kedekatan dan persatuan di antara semua orang, tanpa memandang status sosial.
Bagian Kedua ("Kepada si Miskin (2)"):
  1. Solidaritas: Puisi ini menggunakan bahasa saudara-saudara dan saudari-saudari untuk menunjukkan solidaritas di antara orang-orang miskin. Mereka dijelaskan sebagai "orang-orang tersisih" yang terlupakan oleh takdir dan jalan besar.
  2. Tema Persatuan: Bagian kedua menekankan tema persatuan di antara orang-orang miskin. Meskipun mereka mungkin diabaikan oleh pemimpin dan masyarakat yang lebih mapan, mereka memiliki persatuan sebagai saudara dan saudari dalam kesulitan mereka.
  3. Kedekatan Sosial: Puisi ini menekankan bahwa meskipun mereka mungkin terlupakan oleh takdir, mereka memiliki kedekatan sosial yang memungkinkan mereka untuk saling mendukung. Mereka tidak terkubur, tetapi mereka terkubur bersama-sama sebagai komunitas yang tumbuh karena pengalaman bersama.
Bahasa dan Struktur: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana tetapi kuat untuk menyampaikan pesan empati dan solidaritas terhadap orang miskin. Struktur puisi yang terdiri dari dua bagian memungkinkan penyair untuk menyajikan perspektif yang berbeda terhadap tema yang sama.

Secara keseluruhan, puisi "Kepada si Miskin" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah karya sastra yang menggambarkan kondisi sosial orang miskin, merayakan persatuan di antara mereka, dan mengekspresikan pesan solidaritas dan empati. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya mendukung mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat.

Puisi: Kepada si Miskin
Puisi: Kepada si Miskin
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.