Mazla
engkau selalu menjadi Geisha
dalam setiap mimpiku
aku, tentu seorang pembawa keranda
yang tak mungkin kau tahu
pohon dan musim sebelum hujan
matahari dan tubuhmu menyimpan warna yang sama
ada nyanyian kecil
pada teras yang redup
dan kita seperti lilin
pada lantai angin bertiup
misalkan esok
kita tak lagi memaknai betapa hari-hari yang musnah
gelisah yang singgah dan sajak-sajak semu itu
biarkan jerit langit juga burung-burung berpulang
bukankah samudera punya rasa yang sama seperti airmata
pada malam ia menderu, pada siang
seluruh cahaya terpantul darinya
mungkin ini bukan pertama kalinya
aku memandangmu, mungkin kutulis namamu
pada nisan kayu.
2006
Karya: Ahmad Faisal Imron