Puisi: Masihkah Kau Ingat? (Karya A. Munandar)

Puisi "Masihkah Kau Ingat?" karya A. Munandar menggambarkan rasa rindu dan kerinduan akan kenangan masa lalu, serta pengakuan bahwa ....
Masihkah Kau Ingat?

Yang tak pernah jemu
Yang selalu menagih pilu
Ai, ada yang ingin kutanyakan padamu:

    Masihkah kau ingat
    Jendela kaca yang penuh dengan nama-nama?
    Juga dinding tempat kita membandingkan keakuan kita?

        Ada kisah yang kasih...
        Ada kasih yang kisah...

    Ai, masihkah kau ingat?

(Keabadian
Begitu singkat, bukan?)

Agustus, 2019

Analisis Puisi:
Puisi "Masihkah Kau Ingat?" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang penuh dengan nostalgia dan pertanyaan yang menggugah perasaan. Puisi ini menggambarkan rasa rindu dan kerinduan akan kenangan masa lalu, serta pengakuan bahwa bahkan hal yang terasa abadi ternyata memiliki keterbatasan.

Nostalgia dan Rindu: Puisi ini memulai dengan ungkapan tentang "yang tak pernah jemu" dan "yang selalu menagih pilu," yang menciptakan suasana nostalgia dan rasa kerinduan. Puisi ini mungkin mengacu pada kenangan tentang seseorang atau suatu pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam.

Pertanyaan Sentral: Pertanyaan "Masihkah kau ingat?" yang diulang di dalam puisi menciptakan inti dari karya ini. Pertanyaan tersebut menggambarkan harapan seseorang untuk tetap terhubung dengan kenangan dan orang yang telah pergi. Ini juga bisa menjadi cara penyair untuk mengungkapkan keinginan untuk memastikan bahwa kenangan tersebut tidak akan hilang.

Kenangan yang Tertinggal: Puisi ini merujuk pada "jendela kaca yang penuh dengan nama-nama" dan "dinding tempat kita membandingkan keakuan kita." Ini mengindikasikan adanya tempat atau objek yang menyimpan kenangan-kenangan penting dalam hubungan atau masa lalu. Jendela dan dinding ini bisa menjadi simbol fisik dari waktu yang telah berlalu.

Keterbatasan Keabadian: Pada akhir puisi, terdapat ungkapan "Keabadian / Begitu singkat, bukan?" yang menciptakan perasaan ironi. Kata-kata ini menyiratkan bahwa meskipun sesuatu mungkin terasa abadi pada saat itu, kenyataannya adalah bahwa waktu dan kenangan dapat menjadi sesuatu yang sangat sementara.

Pesan dan Makna: Puisi "Masihkah Kau Ingat?" mengangkat tema tentang pentingnya kenangan dan rindu terhadap masa lalu. Puisi ini juga menggambarkan kenyataan bahwa bahkan hal-hal yang tampak abadi memiliki batasan, dan bahwa waktu dapat mengubah segalanya.

Puisi "Masihkah Kau Ingat?" karya A. Munandar adalah karya yang menciptakan suasana nostalgia dan rindu terhadap masa lalu. Dengan pertanyaan sentral yang berulang dan referensi pada objek-objek yang menyimpan kenangan, puisi ini mengungkapkan keinginan untuk tetap terhubung dengan kenangan dan hubungan yang telah berlalu. Puisi ini juga menyoroti keterbatasan keabadian dalam konteks kenangan dan waktu.

A. Munandar di Brayeun
Puisi: Masihkah Kau Ingat?
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.