Bulan di Kota Awan
bulan di kota awan terlihat samar
kabut selalu menyelimuti, tak kuat gigil
"kupetik bulan untukmu, dinda
sebelum lelap berbalut kain
tebal dan berkaus kaki," bisikku
membelai rambutmu sebahu
dan mengelus perutmu yang
mulai tumbuh bukit
dari sajak-sajakku
aku ingin mencintaimu, dinda,
kupetik bulan samar oleh kabut
untukmu menemui mimpi fajar ini
dan esok pagi, kuantar
kau ke lumbok, karang nyimbor
berselancar di bawah matahari nyengat
lalu bagi bayi kata kata di rahimmu
agar menjadi sajak, kugandeng kau ke ladang
kol. "aku ingin basuh air panas di danau ranau,
pelabuhan tua krui," pintamu --manja-- sambil
melingkarkan tangan ke bahuku
tidurlah adinda, telah kupetik bulan
untukmu. bukan dari sungai itu...
Liwa, 20/1/11; 3.27
Puisi: Bulan di Kota Awan
Karya: Isbedy Stiawan ZS