Analisis Puisi:
Puisi "Idul Fitri" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah ungkapan syukur dan kesucian yang mengiringi kedatangan Hari Raya Idul Fitri.
Refleksi atas Kesempurnaan Ramadan: Puisi ini dimulai dengan refleksi penulis atas selesainya bulan Ramadan. Penulis merenungkan praktik keagamaan yang dilakukan selama bulan suci tersebut, seperti salat tarawih, tadarus Al-Quran, dan iktikaf. Ada kecemasan dan pertanyaan apakah penulis akan dapat mempertahankan kegiatan keagamaan tersebut di masa yang akan datang.
Persiapan dan Kesiapan untuk Idul Fitri: Penulis menyampaikan kesiapan dan persiapan diri untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Ia merapikan pakaian, menyiapkan kalimat-kalimat yang sopan, dan bersiap untuk melantunkan takbir bersama umat Islam lainnya.
Pengampunan dan Pemurnian Hati: Pada malam Idul Fitri, penulis mengungkapkan niatnya untuk membuang sifat sombong, bakhil, dan dengki dari hatinya. Ia berjanji untuk menyebarkan salam kasih kepada sesama dan menjaga kesucian hatinya seperti kebun bunga yang berkembang.
Kesucian dan Kebesaran Allah: Pada malam Idul Fitri, penulis mengakui kebesaran Allah dan kesuciannya. Dia menyatakan takbir, tasbih, dan pujian hanya untuk Allah. Penulis mengakui bahwa segala kekayaan dan kekuasaan berasal dari Allah, dan dia tidak memiliki hak untuk merampas atau mencurinya.
Doa dan Permohonan: Puisi ini mengandung elemen doa dan permohonan kepada Allah. Penulis berdoa agar Allah melimpahkan sabar kepada umat-Nya, meninggikan derajat orang beriman di hadapan musuh, dan menjadikan kesucian umat Islam sebagai pilar harmoni di antara sesama.
Melalui Puisi "Idul Fitri", Isbedy Stiawan ZS mengekspresikan rasa syukur, kesucian, dan harapan untuk keharmonisan umat Islam dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Puisi ini mengingatkan pembaca akan pentingnya pengampunan, pemurnian hati, dan harmoni dalam menjalani kehidupan beragama.