Puisi: Merak Selasih (Karya Herman RN)

Puisi "Merak Selasih" karya Herman RN mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna hidup, kesalahan, pertumbuhan spiritual, dan kematian.
Merak Selasih

mengembang lunglai di peratas putih
menyulut lirih napas dihela
sayapnya terkatup menuai risih
liur tak berbuih kata dieja

saban tahun berganti bersih
sebulan tak lebih orang puasa
lima waktu tambah tarawih
mulut bertasbih setiap kala

lihat pelapon tiada berdalih
umpama buih mengenang dosa
keluh sesal dihimpun rintih
mengingat tersisih di yaumil mashya

o merak di pokok selasih
ke mana kau simpan sayap merah saga
pada muka kertas belatih
tatap menatih di alif ba ta

bila sampai bulan fitri 
mengatup jari dekap di dada
riwayat salam dihitung peri
salawat nabi tiada terlupa

kala usai bulan berganti
berlalu pergi tiada cela
amal laksana tiga puluh hari
insaf diri entah sampai bila.

Pattani, Juni 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Merak Selasih" karya Herman RN adalah karya yang mempersembahkan gambaran indah tentang perjalanan spiritual dan refleksi atas kehidupan manusia.

Gambaran Alam dan Spiritualitas: Puisi ini menggunakan gambaran alam, seperti merak dan selasih, untuk menggambarkan perjalanan spiritual seseorang. Merak, dengan sayapnya yang terkatup, dan selasih, sebagai simbol keindahan alam, digunakan sebagai metafora untuk proses introspeksi dan pencarian makna hidup.

Pergantian Waktu dan Ketaatan: Penyair menyoroti pergantian waktu dalam puisi ini, dari setiap tahun yang berganti hingga perjalanan bulan Ramadan. Pergantian waktu ini dihubungkan dengan ketaatan agama, seperti puasa, shalat, dan membaca salawat, yang membentuk bagian penting dari kehidupan spiritual seseorang.

Penggambaran Kesalahan dan Penyesalan: Ada pengakuan atas kesalahan dan penyesalan dalam puisi ini, terutama dalam gambaran "pelapon tiada berdalih" dan "mengingat tersisih di yaumil mashya". Penyair mengekspresikan perasaan sesal dan penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lalu.

Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan: Dengan mempertanyakan keberadaan merak dan selasih, puisi ini mengekspresikan keinginan untuk belajar dan tumbuh secara spiritual. Tatapan pada muka kertas belatih dan menatap alif ba ta menggambarkan proses pembelajaran dan penemuan makna di dalam agama dan kehidupan.

Refleksi tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menyoroti keterbatasan manusia dan ketidakpastian akan masa depan. Meskipun bulan Ramadan berlalu dan amal dilakukan selama tiga puluh hari, penyair mengakui bahwa kita tidak pernah tahu kapan akhir hayat akan tiba, dan penting untuk selalu merenungkan makna hidup.

Puisi "Merak Selasih" karya Herman RN adalah karya yang memikat dan mendalam yang menggambarkan perjalanan spiritual dan refleksi atas kehidupan manusia. Dengan menggunakan gambaran alam dan ketaatan agama, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna hidup, kesalahan, pertumbuhan spiritual, dan kematian. Ini adalah puisi yang memberikan inspirasi untuk mengeksplorasi makna kehidupan dan ketaatan spiritual lebih dalam.

Puisi
Puisi: Merak Selasih
Karya: Herman RN
© Sepenuhnya. All rights reserved.