Aku Kelana
di kaca itu, kita tak lagi
sekadar bersitatap
matamu mengatup,
pintu pun kututup
jika lidahmu menjulur
bibirku menutur:
kalimat-kalimat melulur
malam ini di mana kau tertidur?
kekasih, aku masih saja kesepian
di antara baris-baris gerimis
bayang kita telah lama bercumbu
kusibak rambutmu yang tergerai
kau serpihi bekas hujan
di tubuhku
di lobby yang dingin
rinduku amat ingin
: mendekapmu
di sebujur waktu
kuhamili kau
maka jadilah Puisi
yang melelapkan para pecinta
menetap jadi pecumbu
ah, sayang, tegakkan kelamin
hujamkan kata
ke dalam sukma!
dan dari rahimmu
kumau puisi-puisi menetas
sebaris halaman
aku buka jadi percumbuan
kau lepaskan malam,
aku memendam
perempuanku, aku kelana
berlari di padang-padang sabana:
rebah bersama
kelaminku berbuncah
sabanamu rekah
sebab cinta
kita bersuka
dari pantai ke peraduan
kau hitung bekas kecupan
aku tulis risalah lain
di tubuhmu
kutiupkan sukma
kulabuhkan birahi
- kita menari -
15 Januari 2007
Puisi: Aku Kelana
Karya: Isbedy Stiawan ZS