Puisi: Sajak Tengah Malam (Karya Mahdi Idris)

Puisi "Sajak Tengah Malam" karya Mahdi Idris adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia dalam suasana tengah malam .....
Sajak Tengah Malam


Serupa mimpi, kutatap wajahmu dalam tidurku
berupa kemarahan dalam pancar silau matamu.
gelap rona tengah malam membentuk bait-bait
sajak dalam aroma tubuh-tubuh busuk
yang terpanggang sengatan matahari.

Di sana, kukira engkau juga yang telah menjadi bulan pucat warna
menatap awan-awan yang kelam menjelang pagi.
esok malam, engkau datang lagi di bawah hawa dingin 
yang membalut tidurku.
katamu: ”Sayang, di manakah kau simpan airmatamu 
yang telah kautuang dalam secangkir botol minyak wangi?”

Hujan angin malam itu telah kutulis menjadi petuah,
sebutir makna dalam hayatku menimang asa di keningmu
esok juga engkau akan menjelma air sungai yang menghantam
negeri anginku. 

Lagi, kukira engkau adalah serupa empedu
yang memahit bait sajakku
pada malam itu.


Tanah Luas, 2 Mei 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Tengah Malam" karya Mahdi Idris adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia dalam suasana tengah malam yang gelap dan penuh misteri. Puisi ini mengeksplorasi tema perasaan cinta, kesepian, dan keraguan dalam hubungan, serta menggunakan imaji-imaji yang kuat untuk menggambarkan suasana dan emosi yang mendalam.

Gambaran Suasana Tengah Malam: Puisi ini mengawali dengan gambaran suasana tengah malam yang gelap dan misterius. Hal ini tercermin dalam frasa "gelap rona tengah malam membentuk bait-bait sajak dalam aroma tubuh-tubuh busuk yang terpanggang sengatan matahari." Penulis menggunakan imaji malam yang gelap dan aroma tubuh yang busuk untuk menciptakan atmosfer misterius dan intens.

Penggambaran Wajah dan Emosi: Penulis menggambarkan wajah dan emosi seseorang yang berada dalam pikiran si penulis. "Kutatap wajahmu dalam tidurku berupa kemarahan dalam pancar silau matamu" menggambarkan konflik dalam hubungan dan perasaan emosional yang kompleks.

Simbolisme Bulan dan Awan: Penulis menggunakan simbolisme bulan dan awan untuk menggambarkan perasaan dan hubungan. Bulan pucat warna mencerminkan keadaan hubungan yang redup dan berubah, sementara awan kelam menjelang pagi mewakili ketidakpastian dan perubahan dalam hubungan.

Citra Air Mata dalam Botol Minyak Wangi: Penggunaan citra air mata yang diingat dalam botol minyak wangi menggambarkan kerinduan dan kenangan yang tetap hidup dalam pikiran dan hati. Hal ini menciptakan gambaran tentang rasa kehilangan dan kerinduan yang kuat.

Hubungan dengan Alam dan Alam Perasaan: Puisi ini mengaitkan perasaan manusia dengan alam dan alam perasaan. Penggunaan imaji air sungai yang menghantam negeri anginku menggambarkan kekuatan dan perubahan dalam emosi penulis, seolah-olah hubungan dan perasaan manusia tercermin dalam alam.

Melalui gambaran suasana malam yang misterius dan penggambaran perasaan manusia, puisi ini menggambarkan kompleksitas emosi dalam hubungan dan eksistensi manusia. Penggunaan imaji dan simbolisme menciptakan lapisan emosi yang mendalam, menjadikan puisi ini sebuah refleksi tentang keragaman perasaan dan hubungan dalam kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan perasaan dan keindahan bahasa sastra dalam mengungkapkan kompleksitas batin manusia.

Puisi: Sajak Tengah Malam
Puisi: Sajak Tengah Malam
Karya: Mahdi Idris
© Sepenuhnya. All rights reserved.