Puisi: Seusai Hujan Siang Ini (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Seusai Hujan Siang Ini" karya Isbedy Stiawan ZS mengajak pembaca untuk merenungkan arti keberadaan dan perjalanan spiritual manusia dalam ....
Seusai Hujan Siang Ini

(I)

sisa hujan di ujung daun
menjadi batu cincin
sesaat lagi tergelincir
namun cahayanya mengekal


(II)

tanah yang menerima hujan
setia untuk gigil
dan kuyup: seperti
kesetiaanku pada-Mu


(III)

setelah sampai di tanah
apakah hujan akan
pulang ke langit
bersama tubuhku
yang melayang?


(IV)

hujan tak pernah
mau bertukar jadi tanah
tapi bumi ingin sesekali
jadi air yang menghujankan
diriku dalam siang kerontang


(V)

jika hujan tandang ke bumi
apakah aku, suatu saat,
bertamu ke langit
sebagai mendung?


(VI)

tak setiap hujan
mengantar kematian
tapi selalu kematian
mendatangkan airmata


(VII)

hanya percakapan kosong
mengantar hujan pergi
setelah itu pertikaian
dimulai lagi...


(VIII)

ingatlah saat kita terkurung
dalam sebuah kamar
hanya ditemani minuman
dan makanan ringan
sementara dari jendela
tetesan hujan mencuri
percakapan kita...


(IX)

tanpa petir mengantar
hujan ke peraduanku
kecuali erang
sebelum aku hilang


(X)

adakah hujan ini
bagian dari langkahku
menuju laut-Mu?


(XI)

jangan catat pertemuan
sebab ia sudah hanyut
bersama hujan


(XII)

mari kita ulangi
(kisah cinta adam-hawa)
di dalam hujan
lalu ia melontarkan kita
ke dunia yang lain


(XIII)

sebuah hari jatuh
dari halaman kalender
oleh hujan yang datang
lalu angka itu hanyut
meninggalkan tubuhku

: kapan aku akan lahir?
tanya kalender ragu


04 Juni 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Seusai Hujan Siang Ini" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah refleksi mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan takdir.

Imaji Alam dan Siklus Hidup: Puisi ini dimulai dengan gambaran alam setelah hujan, dengan detail-detail seperti sisa air di ujung daun dan tanah yang basah. Hal ini menciptakan suasana yang segar dan menggambarkan siklus hidup yang tak terputus antara hujan, tanah, dan manusia.

Keterhubungan dengan Alam: Penyair mengaitkan dirinya dengan alam melalui metafora hujan, tanah, dan langit. Ada keinginan yang mendalam untuk memahami hubungan antara dirinya dengan alam semesta, terutama melalui elemen-elemen alam yang penuh keajaiban.

Refleksi Spiritual: Puisi ini mencakup pertanyaan-pertanyaan tentang kematian, takdir, dan tujuan hidup. Ada refleksi spiritual yang dalam tentang perjalanan manusia menuju akhirat dan hubungan dengan pencipta.

Konflik Batin dan Perjalanan Emosional: Penyair menggambarkan perjuangannya dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan perasaan yang rumit terkait dengan keberadaan dan takdir. Ada perasaan kebingungan, kelelahan, dan keraguan yang terwujud dalam bait-bait puisi.

Simbolisme dan Metafora: Puisi ini penuh dengan simbolisme dan metafora yang memperdalam makna puisi. Hujan, tanah, langit, dan kalender menjadi simbol-simbol yang mewakili aspek-aspek kehidupan manusia dan perjalanan rohani.

Kesimpulan yang Reflektif: Puisi ini berakhir dengan pertanyaan yang merenungkan arti kehidupan dan takdir. Ada kesadaran tentang ketidakpastian hidup dan keajaiban alam yang terus berlanjut.

Dengan gaya bahasa yang kuat dan imaji yang kuat, Isbedy Stiawan ZS berhasil menghadirkan puisi yang mendalam dan merenungkan tentang hubungan manusia dengan alam dan takdirnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti keberadaan dan perjalanan spiritual manusia dalam kehidupan ini.

Puisi
Puisi: Seusai Hujan Siang Ini
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.