Sumber: Empedu Tanah (2020)
Analisis Puisi:
Puisi "Ujung Tunggu" karya Inggit Putria Marga adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan nuansa emosional dan lapisan makna yang mendalam. Puisi ini menggambarkan perasaan dan pengalaman seorang perempuan dalam menghadapi situasi yang kompleks, kontradiktif, dan penuh pertentangan.
Waktu dan Perubahan Emosi: Puisi ini dimulai dengan deskripsi matahari di pagi hari yang menggambarkan perasaan baru yang muncul seiring berjalannya waktu. Matahari yang awalnya diibaratkan sebagai bayi tanpa tangis menjadi matahari bergigi satu yang "menyeringai." Ini mencerminkan perubahan suasana hati dan perasaan yang berkembang sepanjang waktu.
Gambaran Ruangan dan Keadaan: Deskripsi ruangan dan keadaan di dalam puisi menciptakan gambaran yang kotor, kacau, dan terlantar. Pakaian tergeletak, anggrek plastik rontok, dan kecoa berkeliaran menggambarkan keadaan yang tidak terurus, seakan mencerminkan keadaan emosional dan psikologis karakter dalam puisi.
Ketidakberdayaan dan Keterbatasan: Karakter dalam puisi ini menghadapi situasi yang sulit dan merasa tidak berdaya. Meskipun ada nasi di meja, ia tak bisa mengolahnya menjadi makanan. Ini mencerminkan keterbatasan finansial dan mental yang dihadapinya.
Kontras Emosi: Puisi ini menciptakan kontras emosi antara momen-momen yang berbeda. Kontras antara kegembiraan dan senyuman awal matahari pagi dengan perasaan gelap dan keputusasaan yang dihadapi karakter di kemudian hari.
Pengkhianatan dan Kesepian: Kehadiran cicak, kecoa, dan kesunyian ruangan tampak menggambarkan kesepian dan pengkhianatan. Pernyataan "Bapak kembali" menunjukkan bahwa karakter mengalami perasaan dikhianati, mungkin oleh suaminya.
Pilihan Kehidupan yang Penuh Pertentangan: Puisi ini menggambarkan pertentangan batin karakter antara tindakan dan pilihan yang dihadapinya. Pilihan untuk melanjutkan atau mengakhiri situasi yang rumit dan penuh tekanan.
Puisi "Ujung Tunggu" karya Inggit Putria Marga adalah puisi yang menggambarkan kompleksitas emosi dan perasaan seorang perempuan dalam menghadapi situasi yang sulit dan penuh pertentangan. Puisi ini menggambarkan perubahan suasana hati, perasaan ketidakberdayaan, dan perasaan terisolasi. Melalui gambaran tersebut, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang kompleksitas kehidupan manusia yang penuh dengan emosi dan perubahan.