Puisi: Sajak buat Mama (Karya Yvonne de Fretes)

Puisi "Sajak buat Mama" menggambarkan sebuah ungkapan perasaan yang dalam dan penuh rasa cinta dari seorang anak kepada ibunya.
Sajak buat Mama
(Almarhumah)


kasih yang terpajang
pada sorot matamu
bersinar bagaikan Matahari
mengalun bagi Puisi
tapi, barangkali Mama memang sebuah puisi
yang diam - tapi
yang
perkasa
indah
lembut
ah, lautan khayalan bersenandung
berkelana tanpa peta - menyangkut pada potret-potret yang kuning,
dan kisah lama, pada sepi yang saling menyentuh
dan senandung itu, lagumu, laguku
lagu kita

gadis kecilmu dulu
elok, pintar, pemalu (kata Mama kan?)
gemar menyendiri
melamun
menatap
menanya
tentang apa di balik kaki bukit
tentang bulan pucat
tentang Gamalama yang marah
tentang mimpi-mimpi
tentang cinta
tentang.....

hidup memang tumpukan hari, Mama
yang berlari, berpacu, dengan waktu, denyut hati yang gelisah, luka dan sunyi
di tengah tawa, sukacita, berkat-berkat

inilah dia kini
ingin memiliki keperkasaanmu selain cinta
yang tak jemu-jemunya kau ajarkan
membuatnya selalu bahagia
oleh hidup yang seimbang
lalu
meskipun memang banyak yang tak sempat terucapkan
timbunan sesal dan maaf
timbunan sayang dan kasih
tapi

dari seberang sana
kasih yang berbinar
disorot matamu
Matahari dan Puisi itu
memandang dalam diam dan tersenyum
ah, begitu agung cintamu, Mama

Lombok, Juni 1992

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak buat Mama" karya Yvonne de Fretes menggambarkan sebuah ungkapan perasaan yang dalam dan penuh rasa cinta dari seorang anak kepada ibunya.

Sorot Matamu sebagai Matahari: Puisi dibuka dengan penggambaran kasih yang terpajang pada sorot matamu, yang bersinar bagaikan Matahari. Ini memberikan gambaran kehangatan dan kecerahan kasih sayang ibu, sekaligus mengaitkan ibu dengan kekuatan alam semesta.

Mama sebagai Puisi yang Diam: Puisi menyatakan bahwa Mama mungkin adalah puisi yang diam, namun memiliki keperkasaan, keindahan, dan kelembutan yang luar biasa. Metafora ini menciptakan citra Mama sebagai sosok yang mengandung keindahan dalam kesederhanaan dan ketenangan.

Lautan Khayalan dan Potret Kuning: Puisi membayangkan Mama sebagai laut khayalan yang bersenandung, berkelana tanpa peta. Potret-potret yang kuning menciptakan nuansa kehangatan dan keceriaan dalam kenangan, dan kisah lama yang dihargai oleh Mama.

Gambaran Gadis Kecil yang Lamun: Puisi membawa pembaca pada gambaran gadis kecil yang dulu, yang elok, pintar, dan gemar menyendiri. Ini menciptakan nuansa nostalgia dan mengingatkan pada kepolosan dan keindahan masa kecil.

Hidup sebagai Tumpukan Hari: Ungkapan bahwa hidup adalah tumpukan hari mencerminkan realitas kehidupan yang terus berjalan. Meskipun ada denyut hati yang gelisah, puisi juga menyebutkan tentang tawa, sukacita, dan berkat-berkat dalam hidup.

Keinginan untuk Menjadi Bahagia dan Seimbang: Puisi menyampaikan keinginan anak untuk memiliki keperkasaan dan cinta ibu, membuatnya selalu bahagia. Permohonan maaf, timbunan sayang, dan kasih, meskipun tidak selalu terucap, memberikan dimensi kompleksitas hubungan anak dan ibu.

Kasih yang Berbinar dari Seberang Sana: Puisi ditutup dengan gambaran kasih yang berbinar dari seberang sana, mengacu pada kemungkinan keberadaan ibu di alam baka. Matahari dan Puisi yang memandang dalam diam dan tersenyum menciptakan citra cinta yang agung dan abadi.

Puisi "Sajak buat Mama" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan cinta dan penghargaan yang mendalam dari seorang anak terhadap ibunya. Melalui gambaran alam semesta, keindahan, dan kenangan masa kecil, puisi ini merayakan kasih sayang ibu dengan penuh kehangatan dan kelembutan.

Yvonne de Fretes
Puisi: Sajak buat Mama
Karya: Yvonne de Fretes

Biodata Yvonne de Fretes:
  • Yvonne de Fretes lahir pada tanggal 10 Oktober 1947 di Singaraja, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.