Puisi: Senandung Stop-stopan (Karya F. Rahardi)

Puisi: Senandung Stop-stopan Karya: F. Rahardi
Senandung Stop-stopan


bintangku bintang lima
kutaburkan di langit
bintang-bintang pertama kering dan pucat
bintang kedua bengkok-bengkok
dan bintang-bintang lainnya telanjang
cabul sekali
sudah-sudah
padamkanlah dulu rokokmu
dan kita batalkan semua
apakah sebabnya
tidak sebab-sebaban
aku memang ingin begitu
stop

hati-hatilah apabila
kau tiba di gang itu
awasilah peringatan-peringatan
dan tanda bahaya
gunakanlah alatmu baik-baik
matamu
hidungmu
akalmu
juga kemaluanmu itu
atau kau mau ketinggalan jaman
selamanya saja begitu
tidak maju-maju
nasibku
nasibmu
nasib nenek moyangku
nasib
nasib-nasiban
stop

stop artinya tidak boleh berjalan
atau kalau memang mau nekat
jangan separuh-separuh
seperti gerhana
atau ayam sedang kawin
tirulah anjing
kesetiaannya pada tuan
bukan main
kesetiaannya pada tulang
bukan main
kesetiaannya kalau kawin
bukan main
maka baiklah lain kali
kita nekat saja
sebab semakin kita ngalah
semakin dia bertingkah
semakin kita diam
semakin tidak keruan
sekarang stop dulu
stop

hari dingin
langit mengandung sinar
dan gunung-gunung bagai susu lonte
lembek dan borokan
angin kenes sekali
dan laki-laki dan wanita itu
membawa-bawa barangnya kemana-mana
apakah kau juga membawa-bawa barangmu
sahabat
apakah kau dapat kerasan di sini
sahabat
kalau kerasan sokurlah
boyongan saja ke mari
tanggung aman
dari keroyokan anak-anak
dan serangan jantung
sebab usiamu makin gawat
sadarlah
dan bertobat
sampai di sini saja
stop, stop

apakah sebenarnya yang kau cintai
dari seorang laki-laki
dompetnya
atau duitnya
atau kalau dia sedang berak
dan ada biji mutiara yang belum tercerna
sekarang apakah maumu
aku punya bintang
kamu punya pedang
aku punya pisang
dan kamu mengangkang
aku akan memasukkan pisang itu
ke mulutku
aku lapar
lapar sekali
pak dosen
kuliahmu bagai sepur
kami bukan mesinis lo
kita istirahat dulu
ngaso, ngaso
stop

aku cinta kepada matahari
seterika putih di langit
dan kau
apakah yang kau cintai
tuhan?
aku dibesarkan sedikit-sedikit
makananku bubur
dan ampas-ampas
pertumbuhanku tidak lancar
maka kalau harus duel dengan kau
ya susah
bintangku hanya lima
bengkok-bengkok dan cabul-cabul
bintangmu gajah-gajah dan royal
banyak sekali
aku mencintai matahari
dan kau sayang pada pedang
kita damai saja
jangan diterus-teruskan
stop

arkian
bajingan-bajingan dan tukang-tukang sulap
telah disebarluaskan di negeri ini
ada yang duduk-duduk di kantor pos
ada yang berteriak-teriak di terminal
ada yang menyanyi di radio
lagunya halo-halo bandung
dan ada yang menjadi kenalanku
dia bajingan baik
dan ahli nyulap
maka hati-hatilah
kalau-kalau kau tiba di gang itu
sebab di sanalah rumahnya
wahai kenalanku yang royal ahli sulap
sulaplah sang nasib
agar tidak berlarut-larut
dan mogok di sini
stop.

aku akan menjadi anjing
karena kau sudah tua
umurmu gawat
dan butuh pengawal ke mana-mana
sehabatku
kalau mau akan kuboyong kau ke desa-desa
yang aman
sebab di kota banyak musuhmu
anak-anak yang nakal
tukang-tukang sulap yang royal
di sini hanya angin
matahari biasa saja
pohon-pohon hijau daunnya
cuaca normal
dan kalau ajalmu tiba
tenang
tenanglah jangan gugup
tidak apa-apa
sambutlah baik-baik
aku yang akan ngurus bangkaimu nanti
percayalah
jangan mikir macam-macam
jangan ragu-ragu
atau curiga
stop

apakah kau akan menjadi bajingan juga
sesudah ajal
nekat
royal sulap-sulapan
memain-mainkan nasib
waduh
bintangku hanya lima
nasibku masih sedia kala
persis anjing
yang menyalak pada bajingan-bajingan
tempat tinggalku di gunung
makananku bubur ampas
alat-alatku kerap macet
dan maaf
padamkan dulu rokokmu
lalu kita batalkan semua
daripada rewel-rewel saja
stop-stop

matahariku
tukang penatu yang tekun dan sabar
langit yang licin terseterika
bintang-bintang yang bengkok
anjing herder
bajingan tengik
anjing
penyulap-penyulap nasib
oh nasibku
nasib anjing
oh nasibku
nasib tuhan
lo,
tuhan?
kok tuhan kau sebut-sebut
jangan diterus-teruskan
stop.

24 Maret 1974
Puisi Senandung Stop-stopan
Puisi: Senandung Stop-stopan
Karya: F. Rahardi
© Sepenuhnya. All rights reserved.