Puisi: Ingatan dari Kuntum Kuntum Mawar Oranye (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Ingatan" karya Nanang Suryadi menggambarkan bagaimana ingatan dan pengalaman membentuk kita sebagai individu.
Ingatan dari Kuntum Kuntum Mawar Oranye


Pada kuntum-kuntum mawar oranye di mejamu
Tataplah, mekarnya pada waktu sebentar
Kelopak kan segera luruh jatuh
Karena demikianlah hakikat kejadian

Tapi ingatan kita demikian panjang
Merentang detik demi detik waktu usia dihabiskan
Tak pudar segala mimpi
Mungkin harap di sela sunyi sendiri

Seperti juga coretan di temaram silam
Puisi yang ingin mencintai dengan sederhana
Demikian khusuk ia mendoa

Ah, engkau demikian gemetar
Menuliskan ketulusan, menggelincir dari pipi
Seperti puisi yang selalu ingin mencintai kehidupan


Depok, 14 November 2001

Analisis Puisi:
Puisi "Ingatan" dalam kumpulan puisi "Kuntum Kuntum Mawar Oranye" karya Nanang Suryadi adalah karya yang menggambarkan bagaimana ingatan manusia dapat bertahan dalam waktu yang panjang, bahkan ketika segala sesuatu di sekitar kita berubah dan berlalu. Puisi ini juga mengeksplorasi tema-tema seperti ketulusan, kehidupan, dan kecantikan alam.

Metafora Kuntum-Kuntum Mawar Oranye: Puisi ini dibuka dengan gambaran kuntum-kuntum mawar oranye di mejamu. Ini adalah metafora yang kuat untuk keindahan dan kehidupan yang singkat. Kuntum-kuntum mawar oranye mewakili momen-momen indah dalam hidup yang hanya berlangsung sebentar sebelum layu dan hilang. Penggunaan bunga sebagai metafora adalah cara yang umum dalam puisi untuk menggambarkan kerapuhan kehidupan.

Ketahanan Ingatan: Puisi ini menyoroti ketahanan ingatan manusia. Meskipun segala sesuatu di sekitar kita berubah dan akhirnya berlalu, ingatan kita tetap bertahan. Ini menciptakan perasaan kontemplatif tentang bagaimana kenangan dan pengalaman dapat membentuk identitas kita, bahkan saat waktu terus berjalan.

Puisi sebagai Doa dan Ketulusan: Penyair menggambarkan puisi sebagai doa yang diucapkan dengan ketulusan. Ini mencerminkan cara puisi dapat menjadi sarana ekspresi yang mendalam dan tulus, mencoba untuk mengungkapkan perasaan yang paling dalam dan kompleks. Penyair ingin mencintai kehidupan dengan sederhana, dan ini menciptakan kesan bahwa ketulusan adalah hal yang sangat berharga dalam pengalaman manusia.

Kehidupan yang Singkat: Puisi ini menekankan kerapuhan dan sementaranya kehidupan dengan mencatat bahwa kelopak kuntum mawar oranye akan segera luruh dan jatuh. Ini adalah pengingat tentang sifat fana dan sementara dalam hidup, dan mengajak pembaca untuk menghargai setiap momen dalam hidup dengan lebih baik.

Puisi yang Gemetar: Pada akhir puisi, penyair menggambarkan puisi sebagai sesuatu yang gemetar dan menggelincir dari pipi, seperti air mata yang mengalir. Ini menciptakan gambaran emosi yang kuat dan menyiratkan bahwa puisi adalah ekspresi yang sangat pribadi dan bermakna. Puisi bisa menjadi cara untuk meresapi dan mengungkapkan perasaan yang mendalam dan kompleks.

Kesan Kesederhanaan dan Kecintaan pada Hidup: Puisi ini menggambarkan hasrat untuk mencintai kehidupan dengan sederhana, yang menciptakan kesan kesederhanaan dan kecantikan dalam pengalaman manusia. Meskipun hidup kita singkat dan penuh perubahan, puisi ini mengajak kita untuk menjalani hidup dengan tulus dan mendalam.

Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi "Ingatan" karya Nanang Suryadi menggambarkan bagaimana ingatan dan pengalaman membentuk kita sebagai individu. Puisi ini juga mengajak kita untuk menghargai kehidupan dalam segala kerapuhannya dan merayakannya dengan ketulusan dan kebijaksanaan.

Puisi Ingatan dari Kuntum Kuntum Mawar Oranye
Puisi: Ingatan dari Kuntum Kuntum Mawar Oranye
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.