Analisis Puisi:
Dalam puisi "Mawar Merah" karya A. Munandar, pengarang menggunakan gambaran mawar merah sebagai simbolisme yang menggambarkan keadaan batin seseorang yang penuh dengan kebimbangan dan tanggung jawab. Puisi ini menyajikan pengalaman pribadi yang memperlihatkan kompleksitas emosi dan perasaan dalam konteks hubungan antara dua individu.
Puisi ini dimulai dengan pengarang menggambarkan kembang yang mengudara dan membawa pergi peristiwa dan rahasia. Hal ini mungkin menggambarkan perasaan hilangnya momen-momen berharga dalam hubungan, serta tersembunyinya rahasia dan kenangan yang pernah ada.
Kemudian, pengarang menyampaikan dialog antara dua orang, dengan satu orang menyebutkan bahwa mawar merah adalah aku. Mawar merah menjadi simbol diri seseorang, dengan segala keindahan dan kekuatannya. Namun, penggunaan kata "sembari durimu menusuk-nusuk" mengisyaratkan bahwa ada luka batin yang tersembunyi di balik kekuatan dan keindahan itu.
Di bait terakhir, pengarang menghadirkan kebimbangan dan tanggung jawab yang dirasakan oleh subjek puisi. Meskipun di dalam sejarah, ada banyak yang telah berdarah dan terlibat, subjek puisi ini merasa bertanggung jawab atas segala sebab yang terjadi. Hal ini mencerminkan rasa beban dan tanggung jawab yang ia rasakan dalam hubungan atau situasi tertentu.
Puisi ini menunjukkan penggunaan simbolisme dan gambaran emosional yang kuat. Melalui mawar merah, pengarang mengungkapkan perasaan kebimbangan, tanggung jawab, dan luka batin yang ada dalam hubungan atau perjalanan hidup seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas emosi dan perasaan dalam konteks yang lebih dalam, serta pentingnya menghadapi dan menerima tanggung jawab yang ada.
Karya: A. Munandar