Puisi: NOL NOL (Karya Nanang Suryadi)

Puisi: NOL NOL Karya: Nanang Suryadi
NOL NOL


datanglah angin, sebagai kesunyian,
dihirup dalam, pada derai,  mungkin kau dengar juga

aku bersenandung, sangsai merajam
: semesta tanda-tanda!

ulat menggeliat pada buku, kepompong pecah
: kosong!

ribuan makna
: kosong!

sesosok patung menatap angkasa
: hampa!


Malang, 1999

Analisis Puisi:
Puisi seringkali menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan refleksi tentang kehidupan dan eksistensi manusia. Dalam puisi "NOL NOL" karya Nanang Suryadi, kita disajikan dengan gambaran tentang kesunyian, kekosongan, dan kehampaan yang melingkupi kehidupan.

Puisi ini dimulai dengan permohonan kepada angin, sebagai simbol kesunyian. Dalam kesunyian yang tercipta, penyair menghirupnya dan mendengarkan suara derai yang mungkin juga dapat didengar oleh pembaca. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyair dan alam, serta kesadaran akan kehadiran yang lebih besar di sekitarnya.

Penyair kemudian menyebutkan bahwa dia bersenandung, namun dengan nada yang merajam. Ini mencerminkan kegelisahan dan ketegangan yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Dia melihat semesta sebagai tanda-tanda yang membawa pesan yang mungkin sulit dipahami atau diartikan secara langsung.

Selanjutnya, penyair menggambarkan gambaran ulat yang menggeliat pada buku dan kepompong yang pecah, dan mengungkapkan bahwa semuanya adalah kosong. Ini mencerminkan rasa kekosongan dan kehampaan yang bisa dirasakan dalam kehidupan. Meskipun ribuan makna mungkin terkandung dalam segala hal, pada akhirnya semuanya tetap kosong. Hal ini menunjukkan keraguan atau ketidakmampuan untuk menemukan makna yang berarti dalam kehidupan.

Puisi ini mencapai puncaknya dengan gambaran tentang sebuah patung yang menatap angkasa, namun diakui sebagai hampa. Patung yang seharusnya menjadi simbol keabadian atau keberadaan yang tetap, malah dianggap sebagai kekosongan atau ketiadaan substansi. Ini mencerminkan rasa kehampaan dan ketidakberartian yang dirasakan oleh subjek puisi.

"Puisi NOL NOL" karya Nanang Suryadi mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesunyian, kekosongan, dan kehampaan dalam kehidupan. Puisi ini menghadirkan gambaran yang kuat tentang keraguan dan perasaan hampa yang melingkupi manusia. Dalam pengungkapannya, penyair mengajak kita untuk menghadapi dan merenungkan keadaan yang mungkin sulit dipahami atau diartikan, serta menemukan makna dan arti yang mungkin ada di baliknya.

Puisi NOL NOL
Puisi: NOL NOL
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.