Puisi: Nasihat Ibu Saat Gerimis (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Nasihat Ibu Saat Gerimis" karya Tjahjono Widarmanto penuh dengan nasihat bijak dan refleksi tentang perjalanan hidup, keadaan manusia, serta ..
Nasihat Ibu Saat Gerimis


saban gerimis tiba
ibu selalu berkata
bahwa segala waktu segera fana,
segala tangis tak mampu menampung luka
kelak segalanya akan buta
segelap manusia segera berlari menuju goa-goa purba
membaca catatan di garis tangan sendiri.

saban gerimis tiba
ibu selalu ingatkan
kita adalah musyafir yang berangkat renta
melangkah gontai seperti seekor unta
terengah-engah seberangi jazirah-jazirah,
terkantuk-kantuk tapaki jalan-jalan menanjak,
penuh berserak batu dan semak.
menuju tempat terakhir meletakkan sujud
dan puing-puing kenangan yang tersisa.

gerimis pun lebat
ibu mengingatkan kita
untuk segera bersedekap jari


Analisis Puisi:
Puisi "Nasihat Ibu Saat Gerimis" karya Tjahjono Widarmanto adalah karya yang penuh dengan nasihat bijak dan refleksi tentang perjalanan hidup, keadaan manusia, serta hubungan dengan ibu. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dalam nasihat-nasihat yang diberikan oleh seorang ibu pada saat gerimis.

Tema Kehidupan dan Kehidupan Manusia: Tema utama dalam puisi ini adalah tentang kehidupan manusia dan perjalanannya melalui waktu. Puisi ini menggambarkan bahwa hidup adalah perjalanan sementara dan penuh tantangan. Pesan dari ibu adalah pengingat tentang keterbatasan dan kerapuhan manusia di tengah pergulatan hidup.

Perjalanan Waktu dan Kehancuran: Puisi ini mengandung makna tentang perjalanan waktu yang tak terelakkan dan datang dengan cepat. Setiap gerimis yang tiba adalah pengingat akan kefanaan dan ketidakkekalan dunia. Pesan ini tercermin dalam lirik "bahwa segala waktu segera fana," yang menunjukkan kerapuhan dan sifat sementara dari segala hal dalam hidup.

Nasihat Ibu dan Kebijaksanaan: Pesan-pesan dari ibu di tengah gerimis adalah nasihat bijak yang mencerminkan kebijaksanaan dan pengalaman hidup. Ibu mengingatkan kita untuk mengenali hakikat hidup dan menjalani hari-hari dengan kesadaran akan sifat yang fana. Dengan kata-kata yang sederhana, ia mampu menggambarkan kebijaksanaan tentang makna kehidupan.

Perbandingan Manusia dengan Musyafir: Puisi ini menggunakan perbandingan manusia dengan musyafir atau para pelancong. Ibu menggambarkan bahwa hidup ini seperti perjalanan di mana kita adalah musyafir yang berjalan menuju tujuan akhir. Perbandingan ini mengingatkan kita tentang sifat sementara dan singkatnya hidup manusia di dunia ini.

Makna Gerimis: Gerimis dalam puisi ini dapat diartikan sebagai metafora atas perubahan dalam hidup. Ia datang dan pergi, mengingatkan kita bahwa keadaan dan situasi dalam hidup selalu berubah. Nasihat ibu yang diberikan saat gerimis menjadi simbol pendampingan dan dorongan dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

Puisi "Nasihat Ibu Saat Gerimis" adalah pengingat yang mengharukan tentang kefanaan hidup, perjalanan waktu, dan kebijaksanaan ibu. Dalam suasana gerimis, pesan-pesan ibu yang bijak mengingatkan kita untuk merenungkan hidup, menghargai momen-momen yang sementara, dan menjalani perjalanan ini dengan kesadaran dan kebijaksanaan.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Nasihat Ibu Saat Gerimis
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.