Puisi: Petualang (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Petualang" adalah perjalanan spiritual dan pencarian identitas, menciptakan gambaran tentang petualang yang berani mengeksplorasi ruang ...
Petualang

para petualang mencari rumahnya yang hilang, alamat tak tercatat pada peta terlipat. katakan padaku dimana rumahku sesungguhnya?

nyalang mata petualang, setajam paruh elang, menusuk ke dalam dadamu. mencari rumah dirinya yang hilang

"petakan nasibku!" ujar petualang menatap langit berbintang-bintang, hingga matanya berhamburan kunang-kunang, mungkin kenang

siapa memintal sunyi menjadi helai-helai bayang, siapa memintal kenang menjadi selimut mimpi, bernyanyilah, hingga jiwamu yang parau tak lagi derau

o yang memburu mimpi, kan sampai pada gemerlapnya, yang mencari diri, kan sampai pada hakikatnya

pada denting terakhir, hanya sunyi menggetarkan ruang dada, rayapan jemari, menemui nada notasi diri

Malang, 31 Oktober - 1 November 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Petualang" karya Nanang Suryadi menggambarkan perjalanan para petualang yang mencari rumah yang hilang dan merenungkan nasib serta tujuan hidup.

Pencarian Rumah yang Hilang: Puisi dibuka dengan gambaran para petualang yang sedang mencari rumah yang hilang. Rumah menjadi simbol kestabilan dan identitas, yang tampaknya hilang dan sulit untuk ditemukan. Ini mungkin mencerminkan pencarian akan tempat yang sesuai atau makna dalam hidup.

Nyalang Mata Petualang: Perbandingan mata petualang dengan paruh elang yang tajam menyoroti kepekaan dan ketajaman persepsi mereka. Mereka mencari rumah dan identitas mereka dengan penuh semangat, siap menembus batas dan hambatan.

Pencarian Identitas dan Nasib: Petualang berbicara tentang petakan nasibnya, menunjukkan kesadaran akan keadaan dan arah hidupnya. Pencarian ini berkaitan erat dengan usaha untuk memahami tujuan dan makna eksistensinya.

Sunyi dan Helai-helai Bayang: Penyair menggunakan bahasa metaforis untuk menyatakan bahwa sunyi, yang seringkali dihindari, dapat menjadi alat untuk menghasilkan bayang-bayang yang indah. Helai-helai bayang mencerminkan keindahan dan kedalaman yang dapat dihasilkan dari pengalaman sunyi dan introspeksi.

Memburui Mimpi dan Mencari Diri: Menggambar gambaran tentang memintal sunyi menjadi helai-helai bayang dan mencari diri yang hilang, puisi ini menekankan pada pentingnya mimpi, kenangan, dan penemuan diri dalam perjalanan kehidupan.

Gemerlapnya dan Hakikatnya: Petualang yang mencari gemerlap dan hakikatnya dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan kebahagiaan dan makna yang lebih dalam dalam hidup. Hakikat hidup mungkin terletak pada kesadaran diri dan hubungan dengan lingkungan sekitar.

Denting Terakhir dan Sunyi: Pada akhirnya, puisi menyimpulkan bahwa, pada denting terakhir, hanya sunyi yang menggetarkan ruang dada. Ini menunjukkan bahwa, meskipun gemerlap dan pencarian telah ada, esensi hidup dan pemahaman sejati mungkin ditemukan dalam momen sunyi dan introspektif.

Gaya Bahasa Nanang Suryadi: Penyair menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kaya untuk menyampaikan pesan puisinya. Pilihan kata yang tepat dan metafora yang indah menciptakan atmosfer yang mendalam dan memikat.

Puisi "Petualang" adalah perjalanan spiritual dan pencarian identitas, menciptakan gambaran tentang petualang yang berani mengeksplorasi ruang batinnya dan menghadapi perjalanan hidup dengan penuh semangat. Melalui bahasa metaforis dan imajinatif, puisi ini menyajikan pesan mendalam tentang makna hidup dan keindahan pencarian.

Puisi
Puisi: Petualang
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.