Puisi: Syair Malam (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Syair Malam" karya Nanang Suryadi menghadirkan suasana malam yang penuh dengan makna dan perasaan. Penyair berkomunikasi dengan syair dan .....
Syair Malam


selamat malam, kataku pada syair yang ingin tertidur saja, meringuk nyaman di keheningan 

selamat malam, kata syair kepadaku, mungkin tahu akupun sedang enggan menuliskan dirinya, karena suntuk dan ngantuk 

mari kita ngopi sebentar, berbincang tentang kata, yang tak habis ditera di tubuhmu. syair mengangguk angguk, mungkin ngantuk 

ada apa dengan kata? kata kata mengada meniada apa bedanya. kata siapa, entah syair atau aku 

malam menggigilkan syair, diriku mengundang kata untuk datang. kata datang serampangan, semaunya sendiri

kata berkata kata semaunya, syair meminta kata menjelma metafora, menjelma kata yang kaya makna 

syair meminta kata memamerkan dirinya yang terbaik, sebagai diksi, sebagai kata yang terpilih 

tapi kata mengucur mengalir tak habis habis datang pergi mengada meniada hingga syair tak lagi bisa berkata apa


Malang, 26 Maret 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Syair Malam" karya Nanang Suryadi menghadirkan suasana malam yang penuh dengan makna dan perasaan. Penyair berkomunikasi dengan "syair" dan "kata" yang menjadi personifikasi dari unsur-unsur puisi. Dalam analisis berikut, kita akan mencoba memahami pesan dan makna yang tersirat dalam puisi ini.

Komunikasi dengan Syair dan Kata: Puisi ini menghadirkan percakapan antara penyair dengan "syair" dan "kata". Syair dan kata digambarkan sebagai entitas yang hidup, masing-masing memiliki peran dan karakternya sendiri dalam kehidupan puisi.

Keheningan Malam dan Kondisi Emosi: Penyair menyapa "selamat malam" pada syair yang ingin tertidur dan beristirahat di keheningan malam. Selain itu, penyair juga menyatakan bahwa dirinya sedang suntuk dan ngantuk, mungkin menggambarkan keadaan emosionalnya yang terpengaruh oleh suasana malam.

Keadaan Syair dan Kata: Syair dan kata dalam puisi ini juga mengalami berbagai perasaan. Syair mengangguk dan tampak ngantuk, mungkin mencerminkan ketidakberdayaannya dalam berbicara atau mengungkapkan makna. Sementara itu, kata datang serampangan dan tak terkendali, menunjukkan karakternya yang aktif dan tak terduga.

Pertanyaan tentang Kata: Penyair menanyakan tentang arti dan makna kata. Ia mencoba memahami apakah ada perbedaan antara kata yang diucapkan oleh syair atau dirinya. Pertanyaan ini mencerminkan kebingungannya tentang makna kata-kata dalam puisi.

Permintaan Syair kepada Kata: Syair meminta kata menjadi metafora yang kaya makna. Permintaan ini menunjukkan aspirasi syair untuk lebih berarti dan mendalam melalui kata-kata yang terpilih.

Tak Mampunya Syair Berkata Apa: Puisi ini berakhir dengan pernyataan bahwa syair tak lagi bisa berkata apa-apa. Hal ini mungkin menggambarkan ketidakmampuan syair untuk mengekspresikan diri dengan kata-kata, atau mungkin mencerminkan kekosongan makna dan perasaan yang dialami oleh penyair.

Puisi "Syair Malam" karya Nanang Suryadi menghadirkan percakapan antara penyair dengan "syair" dan "kata", yang menjadi personifikasi dari unsur-unsur puisi. Puisi ini mengeksplorasi perasaan kekosongan, ketidakberdayaan, dan kebingungan yang mungkin dialami oleh penyair dalam mengungkapkan makna dan perasaan melalui kata-kata. Malam yang hening menjadi latar suasana puisi ini, menciptakan suasana yang introspektif dan reflektif.

Puisi Syair Malam
Puisi: Syair Malam
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.