Puisi: Yang Menyimpan Rindu (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Yang Menyimpan Rindu" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan rindu dan kerinduan yang mendalam terhadap ..
Yang Menyimpan Rindu


Sebagai cakrawala harapku, lengkung alis matamu
Binar mata, berkas bintang-bintang mencahaya, demikian rindu

Katakan di jejak yang mana kau tinggalkan
Biar ditelusur peta hingga penghabisan

Mengenangmu, menandai penanggalan, hari-hari demikian lambat
O waktu, siapa yang mengarungi laut gelombang, hingga ke tepian merapat

Di dermaga hatimu.


Depok, 9 Februari 2002

Analisis Puisi:
Puisi "Yang Menyimpan Rindu" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan rindu dan kerinduan yang mendalam terhadap sosok yang dicintai. Puisi ini memanfaatkan gambaran alam dan elemen-elemen romantik untuk mengungkapkan perasaan dalam cara yang artistik dan emosional.

Gambaran Mata sebagai Cakrawala Harap: Puisi ini dibuka dengan perbandingan antara cakrawala harapan dan lengkung alis matamu. Cakrawala harap menjadi simbol dari harapan dan aspirasi, sementara lengkung alis matamu menciptakan gambaran visual tentang ekspresi wajah yang merendah. Perbandingan ini menunjukkan kekuatan perasaan rindu yang begitu kuat sehingga menjadi bagian dari harapan dan cakrawala seseorang.

Binatang Mata dan Bintang-Bintang: Penyair menggunakan bahasa metafora dengan menghubungkan binatang mata dan bintang-bintang. Binar mata yang bersinar seperti bintang-bintang menciptakan suasana keindahan dan kemegahan dalam menggambarkan perasaan cinta dan rindu.

Pencarian dan Mengenang: Puisi ini menggambarkan upaya pencarian dengan kata-kata "Katakan di jejak yang mana kau tinggalkan / Biar ditelusur peta hingga penghabisan." Penggunaan kata-kata ini menciptakan gambaran visual tentang upaya untuk menemukan jejak yang ditinggalkan oleh sosok yang dicintai, seolah-olah melalui perjalanan fisik maupun emosional.

Mengingat dan Menandai Penanggalan: Baris "Mengenangmu, menandai penanggalan, hari-hari demikian lambat" menggambarkan proses mengenang dan menghitung waktu dalam perasaan rindu. Kata "lambat" menunjukkan betapa lambannya waktu berjalan saat seseorang merindukan sosok yang dicintai.

Ode pada Waktu: Puisi ini juga menghadirkan personifikasi pada waktu dengan menggambarkannya sebagai sesuatu yang bisa "mengarungi laut gelombang" dan berlabuh di "dermaga hatimu." Ini menciptakan citra romantis tentang waktu sebagai perantara yang menghubungkan perasaan rindu dengan sosok yang diinginkan.

Puisi "Yang Menyimpan Rindu" adalah sebuah puisi yang penuh dengan rasa rindu dan kerinduan. Penyair menggunakan gambaran alam, elemen romantik, dan metafora untuk menggambarkan perasaan cinta yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan keindahan perasaan rindu dan pentingnya waktu sebagai penghubung antara perasaan manusia dan kenangan yang diinginkan.
Puisi Yang Menyimpan Rindu
Puisi: Yang Menyimpan Rindu
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.