Puisi: Candu (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi: Candu Karya: Alex R. Nainggolan
Candu (1)


ia masuki pintu-pintu candu
dari mulutnya
sampai busa temui ludah
kata-kata tak lontar saat bicara

tapi yang terbungkus puncak sesal
dalam setiap kepal
di kelopak mata sayup
meniup angin jahat yang menyelusup


Candu (2)


ia berdiri
menjerang waktu dengan kompor tanah
membasuh langkah hujan yang berkemah
tempat muasal cinta
seandainya, alkohol atau tembakau kembali
kemilau, ia akan menggapai pagar surga
tapi yang ditemui cuma mayat-mayat kaku
di redup bola mata
lingkaran malam yang bertahan
dalam tahun-tahun ingatan

ia berdiri
mengukur cabang jalan
begitu banyak persimpangan
sampai ia lelah, terbaring dengan lungkrah
di tengah getah dedaun kuning
mengambil lusinan malaikat yang lahir
dari mimpinya
tentang lelaki yang gemar anus


Candu (3)


sudah letih, katanya
tetapi jendela kamar terbuka
angin dingin merembes tembus ke tengah seprai
tempat ia berkubang cinta

bukankah masih ada letus peluru
di akhir subuh, yang tak jadi berita?

sudah lelah, katanya
ia terbenam lagi
muncratan birahi tentang perempuan
yang menggoda di kantuknya


Jakarta, 2004

Puisi Candu
Puisi: Candu
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.