Pada Sebuah Restoran
mereka menyuguhkan beberapa penyakit padamu
kolesterol di mulut hingga bibir mengkilap
lemak di perut hingga tambun
kuah santan yang menambah tegangan darah
ia menghirupnya hingga waktu berhenti
dan bernyanyi dalam hati
gelas yang berdenting tersikut sendok
garpu yang siap menusuk belahan daging merah
sebuah televisi menyala
berita teror bom
dan ia terus mengunyah
sembari mengenang harga premium yang turun tak seberapa
juga percintaannya semalam
mereka menghidangkan makanan penutup yang lembut
sebuah apel merah juga setangkai anggur hijau
ia teringat petani negeri sendiri yang jadi penganggur
hanya karena harga pupuk melambung
di luar, dari jendela restoran tembus pandang
langit gelap
cuaca murung
mendung
sebentar lagi hujan
ia masih bertahan di restoran itu
memungut kenangan
ingat pada istri dan anak di rumah
ia mengambil tusuk gigi
menatap layar tv
berita yang tak rampung dikunyahnya
Jakarta, 2008
Puisi: Pada Sebuah Restoran
Karya: Alex R. Nainggolan