Puisi: Penyair Tengah Malam (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Penyair Tengah Malam" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan kegelisahan, ketidakpastian, dan perasaan ....
Penyair Tengah Malam


aku menulis puisi
di malam yang diam
berita televisi masih saja berkobar api
tak jenuh disuguhinya kotak-kotak petaka

aku menulis puisi
orang-orang masih memeram mimpi
sengat oleh hujan yang penuh birahi
masih saja tak dimengerti
mengapa sunyi itu lindap kembali

aku menulis puisi
tak ada yang bisa kutangkap
selain igau dan imaji sesat
padahal aku kangen pada lembap bibirmu

aku menulis puisi
semua amarah menggumpal di otakku
malaikat pergi dari bahuku
tragedi demi tragedi ngoceh dan memungut setiap
galau yang makin kacau

Jakarta, Januari 2007

Analisis Puisi:
Puisi "Penyair Tengah Malam" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan kegelisahan, ketidakpastian, dan perasaan penyair dalam merangkai kata-kata di tengah keadaan yang penuh dengan kekacauan dan kontradiksi. Puisi ini menggambarkan perasaan penyair yang mencoba mengatasi hiruk-pikuk dunia dan mengungkapkan perasaannya melalui proses menulis puisi.

Gambaran Malam yang Diam: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang malam yang diam, menciptakan suasana ketenangan dan kesunyian. Namun, malam yang seharusnya menjadi waktu untuk istirahat dan ketenangan justru menjadi momen ketidakpastian dan kegelisahan bagi penyair.

Berita dan Petaka: Baris berikutnya mengacu pada berita televisi yang tetap "berkobar api" dan menyuguhkan "kotak-kotak petaka." Ini menggambarkan kontradiksi antara keheningan malam dan berita-berita yang mengandung kekacauan dan bencana.

Orang-Orang yang Memeram Mimpi: Puisi ini menggambarkan keadaan orang-orang yang "memeram mimpi," mungkin merujuk pada perasaan ketidakpuasan dan kekecewaan mereka terhadap realitas. Sengatan hujan yang "penuh birahi" mengindikasikan rasa emosi dan ketidakstabilan yang terkait dengan hujan dan keadaan sekitar.

Rasa Kangen dan Kehilangan: Penyair mengungkapkan rasa kangen pada "lembap bibirmu," menciptakan gambaran sensual dan kehilangan dalam hubungan. Ini mungkin mengacu pada perasaan kerinduan dan kekosongan yang dirasakan penyair.

Amarah dan Kegelisahan: Baris selanjutnya menyiratkan akumulasi amarah dan kegelisahan dalam pikiran penyair. Malaikat yang "pergi dari bahuku" menggambarkan hilangnya ketenangan dan kedamaian dalam dirinya.

Tragedi dan Galau: Puisi ini diakhiri dengan penyair yang merasa terhubung dengan "tragedi demi tragedi." Frasa "galau yang makin kacau" menggambarkan perasaan kebingungan dan kekacauan emosional penyair.

Puisi "Penyair Tengah Malam" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah penggambaran yang puitis tentang perasaan penyair dalam menghadapi kekacauan dan kegelisahan dalam hidup dan dunia. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan emosional, puisi ini mengungkapkan perasaan rindu, kehilangan, dan kontradiksi dalam pengalaman manusia di tengah malam yang sunyi.

Puisi Penyair Tengah Malam
Puisi: Penyair Tengah Malam
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.