Perempuan yang Berlalu
Engkau tinggal angin, yang berbau amis di pangkal leherku
seperti kenangan terpilin, lalu mendingin
tapi tak sempat lagi kubetulkan segala cakap, sebentuk harap
pun sebait sajak chairil yang lirih
merapat ke laut
maka kumaki sekalian, amis dirimu! kulipat dalam malam yang
tak punya bintang
kumasuki dalam serapah yang sampah. sebab engkau mungkin bangsat
yang berkarat di dalam tulangku. bajingan yang membuatku
muntah darah menunggumu
tinggal angin, sehabis desir
ia melesir
terkilir
sebatas angin
Desember, 2004
Puisi: Perempuan yang Berlalu
Karya: Alex R. Nainggolan