Beranda
Duduk di beranda mengenangmu membaca puisi di sudut
hatiku. Di masa yang jauh. Cemara kipas. Burung-burung gereja
hinggap di pohon ranggas. Debu kemarau rambutmu
malam itu kucuci dengan kesedihan pagi hariku. Kutulis sepucuk
kisah tentang teduh matamu, kerudung bergerigis, hujan hilang
berbulan-bulan. "Kita ditakdirkan bertemu di akhir tahun
selalu." Kau tertawa, mengeluh entah pada siapa. Mungkin padaku,
pada linangan hujan di bahumu, pada warna pastel kerudungmu
tahun lalu. Cemara kipas. Senja dan kenangan sama menindas.
1997-1999
Puisi: Beranda
Karya: Cecep Syamsul Hari