Puisi: Di Stasiun Manggarai (Karya Alex R. Nainggolan)

Dengan menggabungkan elemen-elemen tersebut, Alex R. Nainggolan berhasil menghadirkan puisi yang memadukan realitas sehari-hari dengan kekayaan ...
Di Stasiun Manggarai

di stasiun manggarai, dengan jadwal kereta yang terpenggal
berkeumun dalam orang-orang yang gemar memasukkan masalalu
ke dalam jaket atau tas ransel. peluit panjang dan papan informasi
datang menghilang, kemudian mencuri remah langkah - menyepuh
kota yang semakin labil

mungkin di jalur tiga kita akan bertemu
aku dari ujung timur, engkau dari selatan
dan kita menyepuh lagi sebuah janji
sekelumit ingatan rumit, muasal adam dan hawa yang sua di sebuah jazirah

namun kereta selalu berhenti dengan seketika
menemui rutenya masing, masing
sebelum gegas roda berputar
dan rindu terus melingkar

2017

Analisis Puisi:
Puisi "Di Stasiun Manggarai" karya Alex R. Nainggolan membawa pembaca ke dalam suasana stasiun yang sibuk, meresapi kehidupan sehari-hari, dan menyentuh tema perjalanan, ingatan, serta rindu.

Setting Stasiun Manggarai: Puisi dimulai dengan penggambaran suasana stasiun Manggarai yang sibuk dan terorganisir oleh jadwal kereta. Keadaan ini menciptakan gambaran realistis dan memberikan dasar untuk eksplorasi emosi dan pengalaman dalam puisi.

Kereta dan Pengalaman Perjalanan: Kereta sebagai simbol perjalanan hidup memiliki peran penting dalam puisi ini. Penggambaran jadwal kereta yang terpenggal menciptakan nuansa kebingungan dan ketidakpastian, merefleksikan dinamika hidup yang seringkali penuh tantangan dan tak terduga.

Orang-Orang yang Gemar Memasukkan Masalalu: Gambaran orang-orang yang gemar memasukkan masalalu ke dalam jaket atau tas ransel menciptakan lapisan misteri dan mendalam. Ini bisa diartikan sebagai beban emosional atau kenangan yang selalu dibawa oleh setiap individu, membentuk karakter dan perjalanan hidup mereka.

Peluit Panjang dan Papan Informasi: Peluit panjang dan papan informasi menandakan perubahan dan transisi. Puisi ini menciptakan kesan bahwa perubahan atau keputusan penting seringkali datang dengan tanda-tanda yang sederhana, namun memiliki dampak besar.

Mencuri Remah Langkah: Ekspresi "mencuri remah langkah" menggambarkan keberhasilan puisi dalam menangkap momen-momen kecil dan makna di balik kesibukan sehari-hari. Hal ini juga menciptakan kesan tentang keindahan yang tersembunyi dalam rutinitas keseharian.

Pertemuan dan Janji: Penggambaran pertemuan di jalur tiga dan janji membuat puisi ini terasa puitis. Jalur tiga menjadi simbol persilangan kehidupan, dan janji menciptakan antikipasi yang mendalam terhadap hubungan atau kenangan masa lalu.

Rindu yang Terus Melingkar: Pernyataan "rindu terus melingkar" menyoroti tema rindu yang hadir sepanjang puisi. Hal ini menciptakan kesan bahwa meskipun ada perpisahan dan perubahan, rindu akan selalu hadir dan mempengaruhi setiap langkah kehidupan.

Dengan menggabungkan elemen-elemen tersebut, Alex R. Nainggolan berhasil menghadirkan puisi yang memadukan realitas sehari-hari dengan kekayaan emosional. Puisi ini merangkum perjalanan hidup, ingatan, dan perasaan rindu dalam suasana stasiun Manggarai yang membekas.

Puisi
Puisi: Di Stasiun Manggarai
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.