Puisi: Hujan Bulan November (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Hujan Bulan November" menggambarkan perasaan cinta, kenangan masa lalu, dan hujan yang datang dalam suasana yang sunyi. Dengan penggunaan .....
Hujan Bulan November


Hujan pun turun. Cuma hujan, luput pada kebisuan
tak terukur. Tak tergapai. Seekor burung gereja melesat
ke sebuah senja, entah di mana, dari sebuah jendela
terbuka dengan siluet cahaya. Tak banyak yang tersisa,
kini, di atas meja bekas makan malam itu, selain kecupan
kecupan singkat pada daun telingamu. Aku pun mencair
dari kenangan yang bertahun-tahun membeku,

berkata separuh sangsi. Cinta tak mungkin
dibangun di atas kegeraman-kegeraman, hujan renyai
dan masa silam tak kunjung usai. Betapa takjub
menyapa namamu dengan kemesraan masa muda. Ketika waktu
tak berujung, detak jam pun cuma mimpi. Dan dunia yang gaib
seolah sampai pada batas cahaya matamu. Hujan pun turun
pada senja bergegas itu. Cuma hujan. Sunyi menghanguskan

kebisuan. Cahaya matamu silam dalam ingatan.

1995

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Bulan November" menggambarkan perasaan cinta, kenangan masa lalu, dan hujan yang datang dalam suasana yang sunyi. Dengan penggunaan imaji dan metafora, penyair menyampaikan perasaan kompleks yang terkait dengan cinta dan kenangan.

Tema Cinta dan Kenangan: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan kenangan. Penyair merenungkan kenangan masa lalu dan perasaannya terhadap seseorang yang sangat diingatnya.

Penggunaan Imaji dan Metafora: Puisi ini menggunakan imaji dan metafora secara efektif untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Contohnya, "hujan pun turun" digambarkan sebagai lambang dari perasaan yang tak terukur dan tak tergapai, sementara "burung gereja melesat ke sebuah senja" menggambarkan keindahan momen yang misterius dan indah.

Hubungan antara Masa Muda dan Masa Kini: Puisi ini juga menyoroti perbedaan antara masa muda dan masa kini dalam hal perasaan cinta. Penyair merenungkan betapa takjubnya dia pada masa muda dan cinta yang tumbuh di waktu itu. Namun, dia juga menyadari bahwa cinta tak mungkin dibangun di atas kegeraman dan masa silam yang tak kunjung usai.

Perasaan Hujan dan Sunyi: Hujan digambarkan sebagai elemen yang hadir dalam kebisuan dan sunyi. Ini dapat diartikan sebagai simbol dari perasaan yang tak terungkapkan dan dibiarkan tenggelam dalam kesunyian.

Efek Cahaya dan Kehilangan: Penyair menyampaikan perasaan cinta dan kehilangan dengan menggunakan metafora "batas cahaya matamu." Hal ini menggambarkan keajaiban dan pesona dalam cinta yang sudah berlalu, namun juga mengandung kesedihan karena telah hilang.

Puisi "Hujan Bulan November" adalah puisi yang menyentuh tentang cinta, kenangan, dan perasaan yang kompleks. Penggunaan imaji dan metafora menciptakan gambaran yang kuat tentang suasana hati penyair. Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara masa muda dan masa kini, perasaan hujan dan sunyi, serta efek cahaya dan kehilangan dalam cinta. Sebuah puisi yang indah dan penuh makna tentang perasaan cinta yang rumit dan mendalam.

Puisi Hujan Bulan November
Puisi: Hujan Bulan November
Karya: Cecep Syamsul Hari
© Sepenuhnya. All rights reserved.