Puisi: Jam Gadang yang Berdentang (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Jam Gadang yang Berdentang" karya Alex R. Nainggolan mencerminkan tema nostalgia, keabadian, dan kesetiaan terhadap kampung halaman atau ...
Jam Gadang yang Berdentang

bagaimana bisa kuhapus seluruh wajah kotamu?
bahkan ketika getar gempa menghadang
dan jam gadang terus berdentang
seperti sebuah remang
yang melulu singgah dalam lukisan
lalu kotamu membeku
seperti bongkah batu
lalu kaupun membaca hikayat si malin kundang

ah, lupakan saja sekejap ihwal anak durhana itu
tubuhnya telah liat oleh cuaca
ia yang membatu dan seperti suara setubuh
yang dibangunkan orang-orang pada setiap jerit kalimat
namun kotamu terus apik
semacam menanam rindu
untuk pulang lagi
jam gadang yang berdentang
adakah ia menyimpan rahasia?
saat gegas langkah menderap singgah
memecah linu pejalan kaki
lalu ia merasa cuma sekadar penanda
“semacam waktu yang gugur, tak pernah sempat untuk dikubur.”
menelusup di kenangan pada buku waktu
ketika disibak halaman demi halaman
bersidekap pada silang kota
dan membelah segala gelisah
seperti dirawatnya luka orang-orang
seperti didengarnya tangis kanak-kanak
seperti dijemputnya binar harapan
dan ia tumbuh senantiasa
persis kecambah pada pepohon
yang liuk menekuk rimbun daun
dan ia berbunyi
seperti gema saung
menempuh subuh jauh
di antara bakan orang manatiang piriang
lalu disusun agenda
jam gadang terpejam
didengarnya detak dari detik
seperti degup tubuh yang dipenuhi sauh
ia berlayar bersama waktu
kerap bergetar dan melingkar
bertahun-tahun jam itu kukuh di sana
setia menjaga kota
juga ingatan remang yang pendar cahaya
sembul gedung
bayangan rumah gadang
harum kopi kawa
dengan batok kelapa kering
“hiruplah aku ketika asap masih mengepul. dan engkau akan membawa remah biji kopi
sampai ke palung mimpi.”
maka petiklah
hanya daun yang penuh getah
mengobati linumu
jauh di remah galau
setiap jarum penunjuk arah
bagai tak mau kalah
atau melompat keluar
sekadar bermimpi untuk pulang
berpalang-palang rajam untuk rumah
maka ditatanya kota itu sendirian
ia bertahan pada setiap gaduh yang tumbuh
barangkali masih sempat dijemputnya
aroma kapau dari sebuah restoran
atau teh telor yang sengat dengan susu
langkah orang-orang yang lelap di antara gagap
hingga tak mampu menjawab lidah usia
seakan menjemput tanda kerut di tubuh
ah, betapa ia tetap bertahan di sini
bahkan ketika kota ini dipenuhi guncang
lindu yang mengeras dari dalam tanah
sementara di wajah pejalan
yang menembus bandar
luka itu kerap tumbuh
tapi bukankah aku telah gadang;
bahkan ketika gempa datang?

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Jam Gadang yang Berdentang" karya Alex R. Nainggolan mencerminkan tema nostalgia, keabadian, dan kesetiaan terhadap kampung halaman atau tempat asal. Motif jam gadang, sebagai simbol khas Minangkabau, digunakan untuk merujuk pada keabadian waktu dan kesetiaan terhadap identitas budaya.

Gambaran Kota: Penyair memberikan gambaran yang hidup dan puitis tentang kota, dengan elemen-elemen seperti jam gadang, gedung-gedung, aroma kopi, dan suasana yang memancarkan identitas budaya yang kuat.

Eksplorasi Waktu dan Memori: Puisi ini menggali hubungan antara waktu dan memori, dengan jam gadang yang mewakili kedua konsep tersebut. Jam gadang tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai pengingat akan masa lalu dan identitas budaya yang harus dijaga.

Perjuangan dan Ketahanan: Meskipun kota mengalami guncangan, jam gadang tetap kukuh dan setia, mencerminkan semangat perjuangan dan ketahanan masyarakat terhadap segala tantangan dan cobaan yang datang.

Bahasa dan Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang kaya akan imajinasi dan metafora, menciptakan gambaran yang kuat dan memikat bagi pembaca. Gaya penulisan yang puitis dan mengalir memperkuat pengalaman estetis dalam membaca puisi.

Pesan dan Makna: Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk menghargai dan menjaga warisan budaya serta menghadapi tantangan hidup dengan semangat perjuangan dan ketahanan. Pesan ini diperkuat oleh keberadaan jam gadang sebagai simbol keabadian dan kesetiaan.

Dengan demikian, puisi "Jam Gadang yang Berdentang" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya yang menggugah, merenungkan, dan membangkitkan rasa cinta akan kampung halaman serta semangat untuk tetap bertahan dalam menghadapi segala guncangan kehidupan.

Puisi
Puisi: Jam Gadang yang Berdentang
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.