Kisah Hujan
engkau kembali kisahkan hujan
bersama embun alkohol
yang membayang
kenangan pada selendang
warna biru
mungkin setitik airmata tertahan
di sana
menghitung kesepian
atau cerita tentang rumah yang
kerap hilang tuan
lalu surat kabar. kalimat lain
yang bercakar
tubuh yang berdenyar
mimpi hambar
kesibukan hari-hari
terus mencakar
seluruh sumbar yang tak bisa dibayar
hujan masih bertandang
melayang seperti kundang
disekap pada pengap titik air
kesedihan yang melintir
rindu yang getir
tak ada lagi yang indah pada hujan itu
selain bingkisan semu dan kaku
menghitung tubuh-tubuh lalu
sekian tahun tak bertemu
Jakarta, 2006
Puisi: Kisah Hujan
Karya: Alex R. Nainggolan