Analisis Puisi:
Puisi "Komputer Teler" karya Hamid Jabbar adalah sebuah kritik yang tajam terhadap peran teknologi, khususnya komputer, dalam mengendalikan dan memanipulasi kehidupan manusia. Dengan gaya bahasa yang kuat dan penuh emosi, Hamid Jabbar mengekspresikan kekhawatiran akan dominasi teknologi terhadap kehidupan manusia.
Kritik Terhadap Penyalahgunaan Teknologi: Puisi ini menggambarkan penyalahgunaan teknologi, khususnya komputer, sebagai alat kontrol dan manipulasi terhadap kehidupan manusia. Penggunaan data, informasi, dan kecanggihan komputer menjadi simbol dari kekuatan yang merusak, bahkan dapat membawa kehancuran.
Ekspresi Keterasingan dan Penindasan: Hamid Jabbar mengekspresikan rasa keterasingan dan penindasan yang dirasakan oleh manusia oleh dominasi teknologi. Kata-kata yang dipilih dengan cermat seperti "tak tahu malu", "rakus", dan "tertindas" mencerminkan rasa frustasi dan ketidakpuasan terhadap kontrol yang diberlakukan oleh kekuatan teknologi.
Implikasi Kemanusiaan dan Kekhawatiran Terhadap Masa Depan: Puisi ini juga mengungkapkan implikasi kemanusiaan dari penggunaan teknologi secara berlebihan. Kemampuan teknologi untuk memanipulasi dan mengendalikan kehidupan manusia menimbulkan ketakutan akan kehilangan kontrol dan kehancuran masa depan.
Tantangan Terhadap Manusia untuk Berpikir Kritis: Melalui puisi ini, Hamid Jabbar menantang manusia untuk berpikir kritis terhadap dampak dan konsekuensi dari kemajuan teknologi. Puisi ini memanggil untuk refleksi tentang bagaimana teknologi seharusnya digunakan untuk kebaikan manusia, bukan untuk mengendalikan atau merusaknya.
Penutup dengan Ancaman dan Harapan: Puisi ini ditutup dengan sebuah ancaman atau harapan, tergantung pada perspektif pembaca. Penggambaran komputer sebagai entitas yang "teler" menandakan kelemahan dalam dominasi teknologi yang berlebihan. Sementara, panggilan untuk mengembalikan manusia ke kedudukan yang lebih manusiawi menunjukkan harapan akan kebebasan dan kemandirian kembali.
Puisi "Komputer Teler" karya Hamid Jabbar adalah pengingat yang kuat tentang peran teknologi dalam kehidupan manusia dan tantangan yang dihadapinya untuk tetap mengendalikan dan memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Karya: Hamid Jabbar
Biodata Hamid Jabbar:
- Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
- Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.