Sumber: Priangan Si Jelita (1958)
Analisis Puisi:
Puisi "Pembakaran" karya Ramadhan K.H. adalah serangkaian puisi yang menggambarkan berbagai makna dan simbol dalam konteks yang kompleks. Puisi ini menghadirkan elemen alam, keseharian, dan misteri, dan berbicara tentang cinta, pertempuran, dan kebebasan.
Pembakaran (1): Penuh Romantisme dan Keintiman
Puisi pertama menciptakan suasana romantisme dan keintiman. Penggunaan kata-kata seperti "pacar" dan deskripsi tentang coklat mata dan mata hitam memberikan gambaran tentang cinta yang kuat. Namun, ada elemen ketidakpastian dalam puisi ini, yang mungkin merujuk pada kompleksitas hubungan antara dua individu.
Pembakaran (2): Kejutan dan Perubahan Waktu
Puisi kedua membawa pembaca ke suasana yang berbeda. Ada gambaran tentang kalung melati kemenangan yang terlupakan dan berubah menjadi bulan yang tetap gerah. Ini mungkin merujuk pada perubahan waktu dan nasib yang tidak selalu menguntungkan. Ada rasa penantian dan pengorbanan dalam puisi ini.
Pembakaran (3): Penyair dan Kekuatan Diri
Puisi ketiga menciptakan gambaran penyair sebagai "kayu pertama" di tumpukan pembakaran. Ini dapat diartikan sebagai pengorbanan seorang penyair untuk menyampaikan pesan dan kebenaran. Ada panggilan untuk tidak takut dan mencekik diri sendiri. Ini menekankan pentingnya keberanian dalam penyampaian pesan.
Pembakaran (4): Cinta kepada Tanah dan Kepedulian Sosial
Puisi keempat menyoroti cinta kepada tanah dan cinta kepada anak-anak. Ada pesan kuat untuk menjaga tanah air dan bukan menjual sejengkal tanah. Ini juga berbicara tentang tanggung jawab sosial dan mengingatkan tentang kewajiban untuk melindungi masa depan generasi mendatang.
Pembakaran (5): Mitos dan Kesatuan
Puisi kelima merujuk pada mitos Dewi Cikundul dan keris yang digunakan untuk mempersatukan ketiga sungai di hari suci. Ada elemen mitologi yang kuat dalam puisi ini, yang mungkin mencerminkan harapan akan perdamaian dan kesatuan di tengah perjuangan.
Pembakaran (6): Ketakutan dan Kebebasan
Puisi keenam menciptakan gambaran ketakutan dan kehilangan kebebasan dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga penggambaran malam yang gelap dan penuh ketakutan. Ini merujuk pada konflik sosial dan perasaan kehilangan kebebasan.
Pembakaran (7): Kesabaran dan Kebebasan
Puisi terakhir mengakhiri rangkaian dengan menyoroti kesabaran dan pengorbanan. Ada panggilan untuk bersikap sabar dalam perjuangan dan tekad untuk menghadapi segala rintangan. Ada juga referensi kepada cianjuran, yang mungkin mencerminkan seni tradisional Jawa.
Puisi "Pembakaran" karya Ramadhan K.H. adalah serangkaian puisi yang sarat makna dan simbol. Setiap puisi membawa nuansa dan pesan yang berbeda, dari romantisme hingga kebebasan, dan dari mitologi hingga ketakutan. Puisi ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dan menggali berbagai lapisan makna yang terkandung di dalamnya.
Biodata Ramadhan K.H.:
- Ramadhan K.H. (Ramadhan Karta Hadimadja) lahir pada tanggal 16 Maret 1927 di Bandung, Jawa Barat.
- Ramadhan K.H. meninggal dunia pada tanggal 16 Maret 2006 (pada usia 79 tahun) di Rumah Sakit Cape Town, Afrika Selatan.
- Ramadhan K.H. adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.