Sumber: Wajah Kita (1981)
Analisis Puisi:
Puisi "Sebelum Maut Itu Datang, Ya Allah" karya Hamid Jabbar adalah ungkapan yang mendalam tentang ketakutan, doa, dan pencarian makna dalam kehidupan yang berujung pada kehidupan setelah kematian.
Lanskap Spiritual yang Menggugah: Puisi ini membawa pembaca ke lanskap spiritual yang menggugah dengan menggambarkan situasi sebelum datangnya kematian. Gambaran ini menciptakan perasaan ketidakpastian, ketakutan, dan kecemasan yang mengelilingi konsep kematian dalam kehidupan manusia.
Pengulangan Kata "Ya Allah Ya Akbar": Pengulangan kata "Ya Allah Ya Akbar" dalam puisi menciptakan ritme yang kuat dan memperkuat perasaan kepasrahan, permohonan, dan pengagungan kepada Tuhan. Ini juga menciptakan kesan bahwa dalam menghadapi maut, hubungan dengan Tuhan adalah yang paling penting.
Permohonan dan Pencarian Makna: Penyair dalam puisi ini memohon kepada Allah untuk memberi petunjuk, ampunan, dan berkat sebelum datangnya kematian. Pencarian makna dan pemahaman tentang kehidupan dan akhirat adalah tema sentral dalam puisi ini.
Gelombang Perasaan: Puisi ini menggambarkan perasaan yang bergejolak dan berlalu dengan cepat, mirip dengan gelombang perasaan yang dirasakan seseorang ketika menghadapi kematian atau ketidakpastian. Kata-kata yang dipotong-potong seperti "se...nyap...le...nyap...sa...at...i...tu" menciptakan ketegangan yang kuat dalam puisi.
Simbolisme Alami: Puisi ini menggunakan simbolisme alam, seperti hujan berkah, langit kasih, dan badai iman, untuk menggambarkan proses pencarian spiritual dan hubungan dengan Tuhan. Ini menciptakan citra positif tentang Allah sebagai pemberi berkat dan pemimpin spiritual.
Puncak dengan "ALLAH AKBAR!": Puisi ini mencapai puncaknya dengan penulisan "ALLAH AKBAR!" yang berarti "Allah Maha Besar!" dalam bahasa Arab. Ini adalah ungkapan keimanan yang kuat dan menyiratkan bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan makna dalam kehidupan.
Puisi "Sebelum Maut Itu Datang, Ya Allah" adalah karya yang mendalam yang menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi ketidakpastian kematian dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia menciptakan suasana yang sarat makna dan menyoroti pentingnya iman, doa, dan makna hidup.
Karya: Hamid Jabbar
Biodata Hamid Jabbar:
- Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
- Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.