Puisi: Setitik Nur (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Setitik Nur" karya Hamid Jabbar adalah sebuah perjalanan spiritual dan reflektif yang menggambarkan pencarian makna hidup dan hubungan ...
Setitik Nur

di dalam waktu dan malam yang mengalirkan gairahnya
lahirlah aku setitik nur pijar-Mu dan beranak-pinak
dari
tanda
tanya
dan bagai kupu-kupu aku terbang dari tanaman ke tanaman
hinggap di rimbunan kehidupan merendamkan muka
melepas dahaga mereguk embun yang turun bersama
cahaya bulan masuk ke dalam sejuta kembang kembara
atas
putik
harap
dan bagai lautan merpati melayangkan segala gelombang
dalam hempasan awan putih memagut layang-layang mencari-Mu
akan
jawab
pasti
pada pulau-pulau yang meratap dan merayap di lubuk hati
bumi yang dipijak dan terisak dan tak kuasa mengelak
dari
kuasa-Mu
selalu
sampai-sampai jua aku pada batas itu
batas tetap seperti
semula

1973

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:


Puisi "Setitik Nur" karya Hamid Jabbar adalah sebuah perjalanan spiritual dan reflektif yang menggambarkan pencarian makna hidup dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Simbolisme "Nur": "Nur" dalam tradisi Islam melambangkan cahaya ilahi atau kehadiran Tuhan. Dalam puisi ini, "setitik nur" merupakan metafora bagi kesadaran spiritual atau pemahaman yang mendalam akan keberadaan Tuhan dalam hidup manusia.

Perjalanan Spiritual: Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu yang lahir ke dunia sebagai "setitik nur" dari Tuhan. Perjalanan ini tercermin melalui pengalaman hidup yang penuh tanda tanya dan harapan, serta pencarian akan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial.

Imaji Alam: Penyair menggunakan imaji alam seperti waktu, malam, cahaya bulan, dan lautan merpati untuk menciptakan suasana yang meditatif dan spiritual. Alam digambarkan sebagai tempat di mana individu tersebut merenungkan kebesaran Tuhan dan menemukan kedekatan dengan-Nya.

Pencarian dan Penghayatan: Melalui puisi ini, pembaca dibawa dalam perjalanan pencarian dan penghayatan akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Penyair mengeksplorasi tema-tema seperti harapan, kepasrahan, dan ketundukan kepada kekuasaan Tuhan.

Ketegasan pada Akhir: Meskipun dihadapkan pada kepastian akan keterbatasan manusia dan kekuasaan Tuhan yang meliputi segala-galanya, penyair menunjukkan ketegasan pada akhirnya. Batas antara manusia dan Tuhan tetap ada, dan keberadaan manusia selalu bergantung pada kehendak dan kekuasaan Tuhan.

Puisi "Setitik Nur" adalah sebuah karya yang membangkitkan kesadaran spiritual dan memperdalam pengalaman manusia dalam merenungkan makna hidup dan hubungannya dengan Tuhan. Dengan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Hamid Jabbar mengajak pembaca untuk memahami esensi keberadaan dan kebijaksanaan ilahi.

Puisi: Setitik Nur
Puisi: Setitik Nur
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.