Puisi: Sketsa (Karya Ediruslan PE Amanriza)

Puisi "Sketsa" karya Ediruslan PE Amanriza mengungkapkan kerumitan hidup, keindahan alam, dan kekuatan simbol-simbol kecil dalam menyampaikan ...
Sketsa


Tiga kupu-kupu kecil
dengan debu di sayapnya
menuliskan
kerlap-kerlip riwayatnya
ke dalam sajakku

Sekor Tedung mendesis
dengan bisa di lidahnya
menuliskan keragu-raguan dunia
ke dalam koran-koran kota

Semuanya terasa
seperti sembilu yang di tanganmu
menusuk ke dalam jantungku


Sumber: Surat-Suratku kepada GN (1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Sketsa" karya Ediruslan PE Amanriza menghadirkan gambaran yang indah dan sarat dengan simbolisme. Melalui bahasa yang ringan namun bermakna mendalam, puisi ini mengungkapkan kerumitan hidup, keindahan alam, dan kekuatan simbol-simbol kecil dalam menyampaikan pesan-pesan besar.

Kupu-Kupu sebagai Simbol Transformasi: Kupu-kupu, dengan debu di sayapnya, dijadikan simbol transformasi dan keindahan. Mereka mewakili perubahan dan pertumbuhan yang melekat pada kehidupan. Pemilihan tiga kupu-kupu kecil mungkin mencerminkan siklus kehidupan dengan fase-fase perubahan yang tidak pernah berhenti.

Tedung Sebagai Simbol Keberanian: Tedung yang mendesis dengan bisa di lidahnya melambangkan keberanian dan kekuatan dalam menghadapi ketidakpastian dunia. Meskipun tedung beracun, keberanian untuk menghadapi ketidakpastian tetap menjadi bagian dari realitas yang tak terelakkan.

Koran-Koran Kota Sebagai Media Penyampaian Keragu-raguan: Pemilihan koran-koran kota sebagai medium untuk menyampaikan keragu-raguan dunia mencerminkan kompleksitas informasi dalam masyarakat modern. Berbagai pandangan dan opini seringkali menyebabkan keraguan dan kebingungan.

Sembilu di Tangan: Ungkapan "semuanya terasa seperti sembilu yang di tanganmu menusuk ke dalam jantungku" menyoroti perasaan sakit dan penderitaan yang mungkin timbul dari ketidakpastian dan kebingungan dalam menjalani kehidupan.

Penggunaan Bahasa Ringan namun Bermakna: Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini cenderung ringan namun tetap bermakna. Metafora dan simbolisme digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan filosofis dan menyentuh hati pembaca.

Puisi "Sketsa" mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dan makna di balik simbol-simbol kecil. Keindahan dan kekuatan puisi ini terletak pada kemampuannya menggambarkan kompleksitas hidup melalui gambaran-gambar yang sederhana dan meresap ke dalam hati pembaca.

Ediruslan PE Amanriza
Puisi: Sketsa
Karya: Ediruslan PE Amanriza

Biodata Ediruslan PE Amanriza:
  • Ediruslan PE Amanriza lahir pada tanggal 17 Agustus 1947 di  Bagan-siapiapi, Riau.
  • Ediruslan PE Amanriza meninggal dunia pada tanggal tanggal 3 Oktober 2001.
  • Ediruslan PE Amanriza adalah salah satu penulis puisi, cerita pendek, novel, dan esai sastra.
© Sepenuhnya. All rights reserved.