Puisi: The Wedding Song (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "The Wedding Song" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang perasaan dan pengalaman dalam hubungan ....
The Wedding Song


Apa yang tersisa dari sepi selain separuh
kenangan? Malam, tak seperti biasanya, gaduh
dan kasmaran. Inikah malam pengantin itu,
Id? Ketika separuh yang lain dari sepi diam-diam
disembunyikan tuter mobil di kejauhan, suara lembut
tirai yang melambai-lambai dan isak

tangismu yang kau simpan jauh
dalam batinmu. Pagi, kau seduh teh kental
manis dengan senyummu yang lembut. Secarik
pesan yang biasa bagi sebuah kehidupan
yang lain: Dunia bukan Antah Berantah. Tanpa peri,
cangkir-cangkir aneh yang pandai menari,

segala yang ajaib dan mimpi.


1993

Analisis Puisi:
Puisi "The Wedding Song" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang perasaan dan pengalaman dalam hubungan pernikahan. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan pernyataan yang terperinci, puisi ini menggambarkan perasaan dan momen-momen yang khas dalam sebuah pernikahan.

Separuh Kenangan dan Sepi: Puisi ini membuka dengan pertanyaan, "Apa yang tersisa dari sepi selain separuh / kenangan?" Pertanyaan ini merujuk pada pengalaman kehilangan atau perpisahan yang menyisakan kenangan dan kehampaan. Kata "separuh" menciptakan konsep keseluruhan yang terbagi, mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang hilang atau tidak lengkap.

Gambaran Malam Pengantin: Penyair menggambarkan suasana malam pengantin yang tak seperti biasanya, "gaduh dan kasmaran." Hal ini menciptakan perasaan kontras antara momen spesial ini dengan harapan dan kenyataan yang mungkin tidak selalu sesuai.

Pengungkapan Emosi yang Tersamar: Puisi ini mengungkapkan bagian dari perasaan yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh banyak orang: "suara lembut / tirai yang melambai-lambai dan isak / tangismu yang kau simpan jauh / dalam batinmu." Ini menciptakan gambaran tentang perasaan yang disimpan dalam batin, tetapi tetap mempengaruhi perasaan dan suasana.

Pagi yang Lembut: Puisi ini berpindah ke suasana pagi dengan gambaran seorang pasangan yang saling berbagi, "Pagi, kau seduh teh kental / manis dengan senyummu yang lembut." Ini menciptakan gambaran tentang keintiman dan kebahagiaan yang ada dalam rutinitas harian.

Pesan Tentang Kehidupan: Puisi ini menyampaikan pesan bahwa meskipun dunia tidak selalu bisa dilihat sebagai tempat ajaib atau penuh mimpi seperti dalam dongeng ("Dunia bukan Antah Berantah"), namun ada makna dalam setiap momen hidup ("Secarik / pesan yang biasa bagi sebuah kehidupan"). Ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.

Kehadiran Kemagisan: Puisi ini mengakhiri dengan gambaran tentang hal-hal ajaib yang terlihat dalam detail-detail kecil dan tak terduga dalam kehidupan ("Tanpa peri, / cangkir-cangkir aneh yang pandai menari, / segala yang ajaib dan mimpi"). Ini merujuk pada kemampuan kita untuk melihat kemagisan dalam hal-hal sederhana dan mendalam.

Puisi "The Wedding Song" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang perasaan dan pengalaman dalam hubungan pernikahan serta makna dalam kehidupan sehari-hari. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan pernyataan yang tajam, puisi ini menggambarkan perasaan rindu, keintiman, dan keindahan yang ada dalam momen-momen sederhana. Pesan tentang menemukan makna dalam kehidupan dan melihat kemagisan dalam hal-hal sehari-hari mengundang pembaca untuk merenungkan arti perasaan dan pengalaman dalam kehidupan dan hubungan manusia.

Puisi The Wedding Song
Puisi: The Wedding Song
Karya: Cecep Syamsul Hari
© Sepenuhnya. All rights reserved.