Puisi: Tidak Hanya (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Tidak Hanya" karya Hamid Jabbar mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kebebasan, perjuangan pribadi, dan hubungan emosional dengan ....
Tidak Hanya


Apakah aku sedan menuju padamu, kesengsaraan atau bukan:
Aku tidak tahu. Aku mabuk ingin keluar dari debu
dan gudang yang menyekap keterbatasanku.
Dan kini aku keluar. Aku tidak menoleh pada tetesan darah
luka-luka nadiku yang meleleh pada tanah airku: Indonesia!

Apakah aku sedang menuju padamu yang lebih daripada hanya
hadir, tertawa dan menangis bersamamu. Aku tidak tahu.
Aku makin mabuk ingin mabuk lebih dalam lagi tidak hanya
bernyanyi tidak hanya bersaksi tidak hanya melulu hanya:
Indonesiaku!

1978

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Tidak Hanya" karya Hamid Jabbar menyajikan refleksi yang mendalam tentang keadaan dan perasaan penulis terhadap Indonesia. Dengan menggunakan bahasa yang penuh emosi, puisi ini membahas tema-tema kebebasan, keinginan untuk keluar dari pembatasan, dan kecintaan pada tanah air.

Ketidakpastian Menuju Kesengsaraan atau Bukan: Puisi dimulai dengan pertanyaan apakah penulis sedang menuju ke arah kesengsaraan atau tidak. Hal ini menciptakan rasa ketidakpastian yang mungkin dirasakan banyak orang di tengah ketidakjelasan hidup.

Keinginan untuk Keluar dari Debu dan Keterbatasan: Penulis menyatakan keinginannya untuk keluar dari "debu" dan "gudang" yang menyekapnya. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk melepaskan diri dari pembatasan dan ketidakbebasan, mencari kebebasan dan makna yang lebih dalam.

Rasa Mabuk dan Keinginan untuk Mabuk Lebih Dalam: Penggunaan kata "mabuk" menunjukkan keinginan untuk mengeksplorasi, mengalami, dan merasakan lebih dari sekadar keterbatasan yang ada. Ada dorongan untuk mencari kedalaman yang lebih besar dalam pengalaman hidup.

Tetesan Darah dan Luka-Luka Nadiku: Metafora tentang tetesan darah dan luka-luka nadinya yang meleleh ke tanah airnya menciptakan gambaran penderitaan dan perjuangan. Ini bisa diartikan sebagai pengorbanan dan perjuangan pribadi penulis untuk Indonesia.

Hadir, Tertawa, dan Menangis Bersama Indonesia: Penulis menyatakan bahwa ia tidak hanya ingin hadir, tertawa, dan menangis bersama Indonesia. Hal ini menyoroti hubungan yang lebih mendalam antara penulis dan tanah airnya, tidak hanya sebagai tempat fisik, tetapi sebagai identitas dan jiwa.

Penuh Emosi dan Cinta pada Indonesiaku: Puisi ini ditulis dengan penuh emosi, terutama melalui penggunaan kata-kata yang kuat dan ekspresif. Cinta dan kebanggaan pada Indonesia tercermin dalam penggunaan kata-kata seperti "Indonesiaku," yang menunjukkan ikatan emosional penulis dengan tanah airnya.

Struktur dan Gaya Bahasa: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana tetapi efektif dalam menyampaikan pesan. Gaya bahasanya yang kaya dan metaforis menggambarkan perasaan yang mendalam dengan cara yang indah dan singkat.

Puisi "Tidak Hanya" karya Hamid Jabbar mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kebebasan, perjuangan pribadi, dan hubungan emosional dengan tanah air. Dengan kata-kata yang penuh makna dan mengesankan, puisi ini berhasil menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang perasaan dan pemikiran penulis terhadap Indonesia.

Puisi: Tidak Hanya
Puisi: Tidak Hanya
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.