Puisi: Variasi Empat Musim (Karya Cecep Syamsul Hari)
Puisi: Variasi Empat Musim
Karya: Cecep Syamsul Hari
Variasi Empat Musim
Ia tak tahan sendiri dan sunyi
ditanamnya musim semi
kemudian sekuntum anyelir
lalu setangkai lili air
Ia mengambil segenggam lempung
dan berkata: kun!
Di balik rumpun seorang lelaki muncul dari ketiadaan
tubuhnya yang lemah dan berjakun berdiri telanjang
cemas melihat naga-naga berlarian di bawah jurang
dan singa-singa mengaum di angkasa
Matahari menyimpan butiran berlian
di atas daun-daun
seekor burung paruh kuning bermata permata
berak di atas kilau embun
Seorang Vivaldi dari Tanah Sunda
menemukan kembali sorga yang hilang ini
memandang pinggang lelaki itu
dan bertanya kemana sulbinya yang satu lagi pergi
Ia tak tahan melihat Adam sendiri
ditanamnya musim panas
lalu musim gugur
kemudian musim dingin
Diambilnya tulang rusuk lelaki itu
dan berkata: kun!
Seorang perempuan muncul dari dasar samudera
dengan palung telaga di bawah lehernya
dan sepasang mutiara bersinar di dadanya
Adam penuh sayang memanggilnya Eva
Seperti anyelir dan lili air
mereka tumbuh di musim semi
bercinta sepanjang musim panas
memandang daun-daun musim gugur
Dan berpelukan dalam selimut musim dingin
Dalam putih kabut
dalam pucat udara
dalam pasi semesta
mereka sabar menunggu
Kehidupan baru yang akan tiba
pada bayi musim semi berikutnya
Balatonfüred, 2009
Puisi: Variasi Empat Musim
Karya: Cecep Syamsul Hari