Puisi: Wajah Kita (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Wajah Kita" karya Hamid Jabbar menggambarkan kompleksitas dan keberagaman wajah manusia, serta memberikan refleksi tentang pandangan diri ....
Wajah Kita

bila kita selalu berkaca setiap saat
dan di setiap tempat
maka tergambarlah:
alangkah bermacamnya
wajah kita
yang berderet bagai patung
di toko mainan di jalan braga
wajah kita adalah wajah bulan
yang purnama dan coreng moreng
serta gradakan dan bopeng-bopeng
wajah kita adalah wajah manusia
yang bukan lagi manusia
dan terbenam dalam wayang
wajah kita adalah wajah rupawan
yang bersolek menghias lembaran
kitab suci dan kitab undang-undang
wajah kita adalah wajah politisi
yang mengepalkan tangan bersikutan
menebalkan muka meraih kedudukan
wajah kita adalah wajah setan
yang menari bagai bidadari
merayu kita menyatu onani

bila kita selalu berkaca dengan kaca
yang buram tak sempurna
maka tergambarlah:
alangkah berperseginya:
wajah kita
yang berkandang bagai binatang
di kota di taman margasatwa
wajah kita adalah wajah serigala
yang mengaum menerkam mangsanya
dengan buas, lahap dan gairahnya
wajah kita adalah wajah anjing
yang mengejar bangkai dan kotoran
di tong sampah dan selokan-selokan
wajah kita adalah wajah kuda
yang berpacu mengelus bayu
mendenguskan napas-napas napsu
wajah kita adalah wajah babi
yang menyeruduk dalam membuta
menyembah tumpukan harta-benda
wajah kita adalah wajah buaya
yang menatap dalam riangnya
dan tertawa dengan sedihnya

bila kita selalu berkaca dengan kaca
yang mengkilap dan rata
maka tergambarlah:
alangkah berseadanya
wajah kita
yang mendengar segala erang
berkerendahan hati dan berkelapangan dada:
wajah kita adalah wajah
yang kurang tambah
serta selebihnya
wajah kita adalah wajah
yang sujud rebah
bagi-Nya jua
wajah kita adalah wajah
yang bukan wajah
hanya fatamorgana

1972

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Wajah Kita" karya Hamid Jabbar menggambarkan kompleksitas dan keberagaman wajah manusia, serta memberikan refleksi tentang pandangan diri dan identitas dalam berbagai konteks kehidupan.

Multifaset Wajah Manusia: Puisi ini dibuka dengan gambaran bahwa jika kita selalu melihat diri kita dalam cermin, maka akan terlihat berbagai macam wajah kita. Analogi ini menggambarkan kompleksitas dan keberagaman sifat manusia. Wajah yang berderet bagai patung di toko mainan mencerminkan keberagaman karakter dan kepribadian manusia.

Wajah sebagai Cerminan Identitas: Penyair menggambarkan wajah kita sebagai cerminan identitas yang mencakup berbagai lapisan. Ada wajah bulan yang purnama dan coreng moreng, menggambarkan perubahan dan keragaman dalam kehidupan. Ada pula wajah yang terbenam dalam wayang, mengisyaratkan peran dan identitas sosial yang dapat memengaruhi wajah kita.

Kritik terhadap Politisi dan Setan: Puisi ini membawa kritik terhadap perilaku politisi dan menyebutkan wajah kita sebagai wajah setan. Gambaran politisi yang mengepalkan tangan untuk mencapai kedudukan menunjukkan kritik terhadap tindakan manipulatif dan kepentingan pribadi dalam dunia politik.

Gambaran Binatang sebagai Metafora Wajah: Penyair menggunakan gambaran binatang untuk menggambarkan keberagaman dan berbagai sisi manusia. Mulai dari serigala yang mengaum buas hingga babi yang menyeruduk untuk mencapai harta. Metafora ini menggambarkan bahwa manusia dapat memiliki sisi liar dan hawa nafsu yang harus diwaspadai.

Perbandingan Berkaca dengan Kaca yang Buram dan Kilap: Penyair membawa perbandingan antara melihat diri dengan kaca yang buram dan kaca yang kilap. Berkaca dengan kaca yang buram menciptakan gambaran tentang ketidaksempurnaan dan keberagaman wajah kita, sementara kaca yang mengkilap dan rata memberikan gambaran tentang keberadaan yang tulus.

Kebaikan dan Ketaqwaan: Puisi ini menyimpulkan dengan menyatakan bahwa keberadaan sejati terletak pada kebaikan, rendah hati, dan ketaqwaan. Wajah yang sujud rebah bagi-Nya menunjukkan sikap tawadhu' dan penghormatan terhadap Tuhan.

Puisi "Wajah Kita" karya Hamid Jabbar menciptakan gambaran kompleksitas dan keragaman manusia. Dengan menggunakan metafora wajah dan perbandingan dengan berbagai kaca, puisi ini memberikan pemahaman mendalam tentang identitas manusia dan bagaimana pandangan diri dapat dipengaruhi oleh konteks dan tindakan. Kritik sosial terhadap politisi dan perbandingan dengan binatang menambah dimensi kritis dalam menyampaikan pesan tentang keberagaman manusia.

Puisi: Wajah Kita
Puisi: Wajah Kita
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.