Puisi: 1964 (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "1964" karya Hartojo Andangdjaja menciptakan gambaran yang kuat tentang suasana politik dan sosial pada masa itu, di mana suara kebenaran dan ..
1964

Di manakah akan kuselamatkan kini
suaraku yang lembut bernama puisi
ketika, seperti Brecht pernah berkata:
bicara tentang pohon pun hampir suatu dosa

Di manakah akan kuselamatkan kini
suaraku yang sayup bernama puisi
ketika, seperti kini kita derita:
bicara tentang kebenaran adalah dosa

Maka aku pun tahu kini
kenapa Voltaire dibenci
tinggal ia di Ferney, di bumi Swiss
jauh dari Perancis

maka aku pun mengerti
kenapa Pasternak sepi sendiri
dan Mayakowsky
akhirnya bunuh diri

Sumber: Horison (Oktober, 1990)

Analisis Puisi:

Puisi "1964" karya Hartojo Andangdjaja menggambarkan suasana politik dan sosial yang penuh dengan penindasan dan ketidakadilan pada masa itu.

Penindasan terhadap Puisi dan Kebenaran: Puisi dibuka dengan pertanyaan retoris yang menggambarkan kesulitan untuk menyampaikan suara lembut puisi dalam suasana yang penuh dengan ketakutan dan pembatasan. Penyair merenungkan sulitnya untuk menggunakan puisi sebagai sarana ekspresi di saat di mana bahkan bicara tentang kebenaran dianggap dosa.

Referensi Sejarah dan Sastra: Puisi mengutip pengalaman Voltaire yang hidup di pengasingan dan penulis Rusia, Pasternak dan Mayakovsky, yang menghadapi kesulitan dan penderitaan akibat ekspresi kebenaran dan pandangan politik mereka. Referensi ini menambah dimensi historis dan sastra pada puisi, menyoroti dampak negatif dari represi politik terhadap seniman dan intelektual.

Bicara tentang Kebenaran sebagai Dosa: Puisi mengeksplorasi konsep tentang kebenaran sebagai suatu dosa, menyoroti paradoks di mana kejujuran dan kebenaran dianggap sebagai ancaman oleh penguasa yang otoriter. Hal ini menggambarkan atmosfer ketakutan dan penindasan di mana menyuarakan kebenaran adalah tindakan yang berani namun berisiko.

Kesepian dan Penderitaan: Di penutup puisi, penyair menyampaikan kesepian dan penderitaan yang dialami oleh tokoh-tokoh sastra yang terkenal karena pandangan mereka yang berani. Pengalaman mereka menunjukkan biaya yang harus dibayar oleh mereka yang berani menentang ketidakadilan dan penindasan.

Refleksi atas Tindakan Represif: Puisi ini juga memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan dampak dari tindakan represif terhadap kebebasan berbicara dan ekspresi, serta konsekuensi tragis bagi individu yang berani menentangnya.

Puisi "1964" karya Hartojo Andangdjaja menciptakan gambaran yang kuat tentang suasana politik dan sosial pada masa itu, di mana suara kebenaran dan ekspresi seni terkendala oleh penindasan dan ketakutan. Dengan menggunakan bahasa yang lugas dan referensi sejarah yang kaya, puisi ini mengeksplorasi tema-tema universal tentang keberanian, ketidakadilan, dan harga yang harus dibayar atas kebenaran.

Puisi Hartojo Andangdjaja
Puisi: 1964
Karya: Hartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Hartojo Andangdjaja.
  • Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya.
  • Hartojo Andangdjaja lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.