Puisi: Adalah Bayang-Bayang Bianglala (Karya Upita Agustine)

Puisi "Adalah Bayang-Bayang Bianglala" mengundang pembaca untuk merenungkan kompleksitas dan keragaman alam semesta serta peran imajinasi dalam ...
Adalah Bayang-Bayang Bianglala
Yang Kita Tatap dalam Gamang


Adalah bunga
Adalah bulan
Adalah bintang
Adalah angin
Adalah air
Adalah batu
Adalah mata
Adalah rambut
Adalah tangan
Adalah hati
Adalah bayang-bayang bianglala yang kita tatap
Dalam gamang

Padang, 1975

Sumber: Horison (Januari, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Adalah Bayang-Bayang Bianglala" karya Upita Agustine adalah sebuah karya yang mengeksplorasi konsep realitas dan imajinasi. Melalui serangkaian metafora alam dan objek-objek, Upita membawa pembaca ke dalam dunia yang abstrak namun penuh makna.

Metafora Alam dan Objek-Objek: Puisi ini menggunakan serangkaian metafora alam dan objek-objek seperti bunga, bulan, bintang, angin, air, batu, mata, rambut, tangan, dan hati. Setiap objek ini menciptakan citra yang kaya dan mewakili aspek-aspek yang berbeda dari alam dan kehidupan manusia.

Makna Bayang-Bayang Bianglala: Bayang-bayang bianglala merupakan metafora yang menarik dalam puisi ini. Bianglala, yang secara harfiah merupakan busur cahaya yang terbentuk oleh hujan dan matahari, sering kali dianggap sebagai simbol keindahan dan harapan. Namun, bayang-bayang bianglala juga menunjukkan sesuatu yang abstrak dan sementara, sesuatu yang sulit ditangkap dan didefinisikan dengan jelas. Dalam konteks puisi ini, bayang-bayang bianglala mungkin mencerminkan keadaan manusia yang terombang-ambing di antara realitas dan imajinasi, antara kejelasan dan ketidakpastian.

Konsep Realitas dan Imajinasi: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara realitas dan imajinasi. Objek-objek yang disebutkan dalam puisi mungkin merupakan representasi dari realitas fisik, tetapi pada saat yang sama, kata-kata "adalah" menunjukkan bahwa mereka juga bisa menjadi bagian dari imajinasi atau persepsi manusia tentang dunia.

Gamang dalam Realitas dan Imajinasi: Kata "dalam gamang" pada akhir puisi menunjukkan kebingungan atau kebingungan yang mungkin dirasakan oleh subjek puisi dalam menghadapi realitas dan imajinasi. Ini menciptakan atmosfer yang misterius dan membingungkan, di mana batas antara realitas dan imajinasi menjadi kabur.

Kesimpulan dan Penafsiran Pribadi: Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat realitas, imajinasi, dan persepsi manusia terhadap dunia di sekitarnya. Setiap pembaca mungkin akan menafsirkan puisi ini secara berbeda berdasarkan pengalaman dan pemahaman pribadi mereka tentang kehidupan dan keberadaan.

Dengan demikian, puisi "Adalah Bayang-Bayang Bianglala" adalah sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan kompleksitas dan keragaman alam semesta serta peran imajinasi dalam memahami realitas. Puisi ini menyoroti ketidakpastian dan kompleksitas keberadaan manusia, serta keindahan yang terkandung dalam kemisteriusan dan ketidakjelasan dunia di sekitar kita.

Upita Agustine
Puisi: Adalah Bayang-Bayang Bianglala
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
  • Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P., (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.