Puisi: Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita (Karya Upita Agustine)

Puisi "Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita" adalah suatu refleksi tentang eksistensi manusia di dalam zaman yang terus berubah. Dengan bahasa yang ...
Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita


Akan menghuni abad ini sajakah kita?
Hidup dalam perubahan warna-warna
Bagaikan nyala lampu-lampu di kapal nelayan
Tak bergerak memagari tepi lautan
Mengapung dalam warna senja
Mendatangkan sunyi demi sunyi
Akan kita tinggalkankah abad ini
Tanpa suatu titipan


Padang, 1967

Sumber: Nyanyian Anak Cucu (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita" karya Upita Agustine mengundang pembaca untuk merenung tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan zaman yang terus berubah dan perubahan yang tak terhindarkan. Dengan menggunakan gambaran metaforis, penyair mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kita menghadapi dan meninggalkan jejak di abad ini.

Perubahan sebagai Tema Sentral: Tema utama dalam puisi ini adalah perubahan. Penyair menyajikan perubahan sebagai proses yang tak terelakkan dan konstan, diilustrasikan dengan metafora warna-warna yang berubah. Warna-warna ini menciptakan gambaran tentang kehidupan yang berfluktuasi, seperti nyala lampu-lampu di kapal nelayan yang mengapung di tepi lautan. Perubahan ini terus menerus, seperti warna senja yang mengambang dan membawa sunyi demi sunyi.

Gambaran Kapal Nelayan: Metafora kapal nelayan menyiratkan perjalanan hidup yang tak berhenti, tetapi juga memagari tepi lautan. Ini bisa diartikan sebagai keterbatasan manusia untuk mengendalikan takdir dan perubahan alam yang tak terduga. Meskipun kapal itu ada di lautan perubahan, ia tetap di tepi lautan yang melambangkan kehidupan yang dikelilingi oleh ketidakpastian dan perubahan.

Warna Senja dan Sunyi Demi Sunyi: Warna senja menjadi lambang keindahan, tetapi juga memberikan kesan bahwa perubahan datang dengan damai. Namun, perubahan ini juga mendatangkan sunyi demi sunyi, memberikan nuansa kesepian atau keheningan yang mungkin terjadi saat manusia berhadapan dengan perubahan hidup.

Titipan di Abad Ini: Pertanyaan apakah kita akan menghuni abad ini dengan sajak memberikan sentuhan filosofis pada puisi. Apakah kita, sebagai individu atau masyarakat, akan aktif berpartisipasi dalam zaman ini? Apakah kita akan meninggalkan jejak atau "titipan" untuk generasi berikutnya? Pertanyaan ini menuntun pembaca untuk merenungkan tindakan dan warisan yang akan ditinggalkan di era yang terus berubah ini.

Puisi "Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita" adalah suatu refleksi tentang eksistensi manusia di dalam zaman yang terus berubah. Dengan bahasa yang simbolis dan metaforis, Upita Agustine mengeksplorasi tema perubahan, ketidakpastian, dan pertanyaan eksistensial tentang bagaimana kita mengarungi dan memahami perjalanan hidup kita di abad ini. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan zaman dan memberikan makna pada perubahan yang tak terelakkan.

Upita Agustine
Puisi: Akan Menghuni Abad Ini Sajakah Kita
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
  • Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P. (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.