Puisi: Asmara (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Asmara | Karya | Rustam Effendi | Kalau dicari kau menghilang/ Sunyi senyap sukma loka/ Rasa tergantung d'awang-awang/ Gelap gaib di dalam ...
Asmara


Kalau dicari kau menghilang.
Sunyi senyap sukma loka.
Rasa tergantung d'awang-awang.
Gelap gaib di dalam dada.

Kalau tuan datang bersayap,
Nama mana yang kau pakai?
Sayu kalbu tersirap-sirap.
Mer'wang hati d'atas ngarai.

Terasa ada terkatakan tidak
Sejuk silu menyumsum tulang,
Ambar kasturi mengukupi nyawa.
Nyaman badan bukan kepalang.

Kalau hidup ta'da Asmara
remak kelana tiada bergedung.


Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Asmara" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Perasaan Kehilangan dan Kesunyian: Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan dan kesunyian yang mendalam. Penyair merasa kehilangan dan tidak dapat menemukan keberadaan orang yang dicintainya. Kesunyian menciptakan rasa hampa dan kekosongan dalam sukma penyair.
  2. Simbolisme Sayap: Penyair menggunakan simbolisme sayap untuk menggambarkan kedatangan kekasih yang diidamkan. Sayap menggambarkan kemampuan kekasih untuk membawa keindahan dan kegembiraan ke dalam hidup penyair. Namun, identitas kekasih tersebut tidak terungkap, menciptakan kebingungan dan kerinduan yang dalam.
  3. Keadaan Batin yang Gelap: Puisi ini menyiratkan keadaan batin yang gelap dan misterius. Dalam hati penyair, terdapat perasaan yang sulit diungkapkan dan kegelapan yang gaib. Ini mencerminkan konflik emosional dan kebingungan dalam mencari makna cinta.
  4. Keberadaan Asmara: Puisi ini menekankan pentingnya keberadaan asmara dalam kehidupan. Tanpa cinta, hidup dianggap seperti kelana tanpa tempat berteduh. Asmara menjadi sumber kehangatan, keindahan, dan kenyamanan bagi penyair.
  5. Perjalanan Hidup: Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan kerinduan dan perasaan kehilangan. Penyair merasa bahwa hidup tanpa asmara adalah perjalanan yang kosong dan tidak berarti.
Puisi "Asmara" mengungkapkan perasaan kehilangan, kesunyian, dan kerinduan dalam mencari keberadaan asmara. Puisi ini menggunakan simbolisme dan gambaran emosional untuk menggambarkan perjalanan batin penyair dalam mencari makna cinta dan keberadaan yang hilang.

Rustam Effendi
Puisi: Asmara
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.