Puisi: Bunga Rumput (Karya Upita Agustine)

Puisi "Bunga Rumput" karya Upita Agustine memadukan kehidupan bunga rumput dengan kehidupan manusia, menciptakan gambaran tentang keindahan dalam ...
Bunga Rumput


Bunga rumput
Tumbuh di padang-padang terbuka
Tiada mengundang perhatian
Tiada menyemarakkan wewangian
Sahabat angin
Sahabat bintang-bintang
Sahabat embun
Sahabat burung-burung
Terinjak dan bangkit lagi
Bunga rumput adalah aku
Mengundang pengertian-pengertian

Pagaruyung, 1976

Sumber: Proses Kreatif Jilid 4 (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Bunga Rumput" karya Upita Agustine menggambarkan kehidupan bunga rumput sebagai metafora dari keberadaan manusia dalam dunia yang seringkali tidak mencolok.

Metafora Kehidupan Manusia: Puisi ini menggunakan bunga rumput sebagai metafora untuk kehidupan manusia yang sederhana dan tidak mencolok. Seperti bunga rumput yang tumbuh di padang terbuka, manusia kadang-kadang hidup tanpa mengundang banyak perhatian, namun tetap memiliki nilai dan keunikan masing-masing.

Ketidakberdayaan yang Menjadi Kekuatan: Meskipun bunga rumput tidak mencolok, puisi ini menekankan kekuatan mereka yang tidak mudah menyerah. Terinjak dan bangkit lagi, bunga rumput mencerminkan ketahanan dan ketidakberdayaan yang menjadi kekuatan pada akhirnya.

Hubungan dengan Alam: Bunga rumput menjadi sahabat angin, bintang-bintang, embun, dan burung-burung. Hal ini menciptakan gambaran hubungan yang erat antara manusia dan alam. Penyair menekankan bahwa kehidupan manusia juga terjalin dalam relasi yang kompleks dengan lingkungan sekitarnya.

Keindahan dalam Kesederhanaan: Puisi ini merayakan keindahan dalam kesederhanaan. Meskipun bunga rumput tidak memiliki wewangian yang mencolok, mereka tetap menjadi bagian integral dari keindahan alam. Demikian pula, kehidupan manusia yang sederhana dapat memiliki makna yang mendalam dan berharga.

Proses Kehidupan: Terinjak dan bangkit lagi mencerminkan siklus kehidupan yang penuh perjuangan dan tantangan. Bunga rumput tidak menyerah pada kesulitan, melainkan tetap tumbuh dan berkembang. Puisi ini menyiratkan bahwa kehidupan manusia juga penuh dengan perjalanan yang mungkin sulit namun membawa pertumbuhan dan pembelajaran.

Identifikasi Pribadi dengan Alam: Dengan mengatakan "Bunga rumput adalah aku," penyair menghubungkan dirinya dengan bunga rumput. Ini mungkin merupakan ungkapan tentang rasa solidaritas dengan sifat alami bunga rumput atau pengakuan akan sifat-sifat manusia yang serupa.

Undangan untuk Memahami: Baris terakhir, "Mengundang pengertian-pengertian," memberikan nuansa undangan untuk memahami dan menghargai kehidupan yang sederhana. Puisi ini bisa menjadi seruan untuk melihat keindahan dalam kesederhanaan dan untuk memahami nilai-nilai kehidupan yang tidak selalu mencolok.

Puisi "Bunga Rumput" karya Upita Agustine memadukan kehidupan bunga rumput dengan kehidupan manusia, menciptakan gambaran tentang keindahan dalam kesederhanaan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Metafora yang digunakan dan hubungan yang ditekankan dengan alam memberikan kedalaman makna pada setiap baris puisi ini.

Upita Agustine
Puisi: Bunga Rumput
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
  • Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P., (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.