Puisi: Catatan Harian Seorang Demonstran (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Catatan Harian Seorang Demonstran" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan suasana dan perasaan seorang demonstran di tengah aksi protes atau ...
Catatan Harian Seorang Demonstran


Jaket kuning berlumur darah
Dengan sedih kututup kawan-kawan rebah
Di bumi, diterik matahari kota Jakarta
O, kita tahu apa arti ini semua.

Tertegun di tengah galau beribu massa
Apakah benar peluru itu untuk nya?
Yang sebuah itu mungkin untukku
Telah direbut demonstran di sampingku

Udara panas kota Jakarta
Kulihat ciliwung tetap coklat airnya
Alirnya lambat mengandung duka
Apakah ini: bayang-bayang nasib kita?

Jaket kuning berlumur darah
Nyanyian gugur bunga, dalam syahdu khidmat kita
Dalam catatan harian ini semua kulihat
Dalam catatan harian ini tertulis sendat.


1966

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan Harian Seorang Demonstran" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya yang menggambarkan suasana dan perasaan seorang demonstran di tengah aksi protes atau demonstrasi yang mungkin terjadi di lingkungan Jakarta. Puisi ini mengangkat tema kekerasan, perjuangan, dan perasaan terhadap perubahan sosial.

Gambaran Kekerasan dan Pengorbanan: Puisi ini menggambarkan gambaran yang cukup jelas tentang kekerasan dan pengorbanan yang terjadi dalam sebuah demonstrasi. Jaket kuning yang berlumur darah menjadi simbol dari konflik dan pengorbanan yang mungkin dialami oleh para demonstran. Bunyi "nyanyian gugur bunga" juga menunjukkan kesedihan dan penghormatan terhadap para korban.

Pertanyaan tentang Kekerasan: Penyair mengekspresikan keraguan terhadap tindakan kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi. Pertanyaan tentang apakah peluru yang ditembakkan adalah benar-benar untuk orang yang mereka bela atau malah untuk mereka sendiri, mencerminkan ketidakpastian dan kegalauan dalam konteks perjuangan dan konflik.

Refleksi atas Keadaan Lingkungan: Dalam suasana konflik yang intens, penyair memperhatikan aliran sungai Ciliwung yang tetap mengalir dengan warna air yang coklat. Ini mungkin merupakan metafora dari kesedihan yang terus mengalir dalam lingkungan yang tidak berubah meskipun ada perubahan besar di sekitarnya.

Kepahitan dan Ketegasan: Keheningan yang tertulis di akhir puisi menyoroti kepasifan atau kesedihan yang terus mewarnai kondisi saat itu. "Dalam catatan harian ini tertulis sendat" mencerminkan kekesalan atau kesedihan yang mungkin dirasakan oleh penyair atas keadaan yang sulit diubah.

Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perjuangan, konflik, dan kesedihan yang mungkin dialami oleh para demonstran. Melalui metafora dan gambaran kekerasan, penyair menyampaikan kebingungan, kesedihan, dan ketidakpastian yang bisa terjadi di tengah perjuangan untuk perubahan sosial.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Catatan Harian Seorang Demonstran
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.