Puisi: Gergaji (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Gergaji" karya Slamet Sukirnanto berbicara tentang dampak perusakan lingkungan alam, terutama penebangan pohon, oleh aktivitas manusia.
Gergaji


Setiap gergaji berderik melengking mengatasi
bunyi satwa, merintihlah hutan ke angkasa
menggugah mereka yang lelap damai tidur di surga.

Pohon-pohon dan semak-semak saling bicara,
kapan gilirannya mengalirkan darah rebah ke lantai
lumpur yang basah. Kita adalah bagian makhluk
yang kalah, tetapi tidak bisa disingkirkan
dan dibasmi dari bumi ini.

Setiap gergaji berderik melengking tinggi
membelah sunyi, langit turun mendekap
dan menampung air mata kami, ditumpahkan menjadi
hujan dan bencana bumi, prahara atau banjir
menjalar sepanjang lembah-lembah ini. Allah telah
mengutus langit, mengutus awan, mengutus bumi
untuk menantang yang melawan takdir.

Pohon-pohon perkasa rebah dengan gagah, semak-semak
meratapi pahlawan yang pergi. Kepada bumi
dan daratan, lembah menitipkan maaf atas kegaduhan
yang tidak diingini.

Dedaunan dan ranting patah berdoa dan berzikir
sejak pagi. Allah semoga lindungilah wilayah kami
dari keganasan gergaji dan algojo besi. Tubuh kami
telah dikoyak oleh ketajaman dan keganasan gergaji,
pisau raksasa telah mengadili tubuh kami,
saudara-saudara kami, tetangga kami, rumpun kami,
yang selama ini, Engkau bimbing
dan Engkau tunjuki cara terbaik membangun
keagungan belantara ini. Untuk memuja-Mu
Ya Allah! Atas kehendak-Mu


Jakarta, 1 Januari 1993

Sumber: Gergaji (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Gergaji" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya yang berbicara tentang dampak perusakan lingkungan alam, terutama penebangan pohon, oleh aktivitas manusia.

Gergaji sebagai Simbol Perusakan Lingkungan: Dalam puisi ini, gergaji digambarkan sebagai alat yang mengeluarkan suara tajam dan melengking, yang mengatasi suara satwa dan merintihnya hutan. Gergaji di sini menjadi simbol dari aktivitas manusia yang merusak hutan dan lingkungan alam. Penebangan pohon yang seringkali dilakukan dengan menggunakan gergaji adalah tindakan yang merusak ekosistem dan menyebabkan kerusakan alam.

Reaksi Alam Terhadap Perusakan: Puisi ini menggambarkan reaksi alam terhadap perusakan yang dilakukan manusia. Alam, melalui pohon-pohon dan semak-semak, seakan-akan merespon perusakan ini. Pohon-pohon rebah, dan semak-semak meratapi kehilangan mereka. Dalam pandangan puisi ini, alam memiliki perasaan dan kesedihan atas kerusakan yang dilakukan oleh manusia.

Pesan Lingkungan: Puisi ini menyampaikan pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan alam. Dengan menggambarkan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia, puisi ini mengingatkan kita akan tanggung jawab kita untuk melindungi alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Aspek Keagamaan: Puisi ini juga memiliki elemen keagamaan dengan menyebutkan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa penulis merujuk pada nilai-nilai agama yang mendorong kita untuk menjaga alam dan menghormati ciptaan-Nya. Puisi ini juga berfungsi sebagai doa untuk melindungi wilayah dari kerusakan lebih lanjut.

Gergaji sebagai Metafora Kekerasan: Selain sebagai simbol perusakan lingkungan, gergaji juga bisa dilihat sebagai metafora kekerasan dan konflik. Suara tajamnya dan kemampuannya untuk memotong dan menghancurkan adalah gambaran yang kuat tentang kekuatan destruktif.

Puisi "Gergaji" karya Slamet Sukirnanto memberikan peringatan tentang pentingnya menjaga lingkungan alam dan dampak negatif yang dapat dihasilkan oleh tindakan manusia yang merusak. Ini adalah sebuah pesan yang relevan dalam konteks pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Gergaji
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.