Puisi: Ibu (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Ibu" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan keagungan dan kelembutan seorang ibu, serta peran pentingnya dalam kehidupan anak-anaknya.
Ibu

Ibu. Ibunda tercinta. Engkaulah sesungguhnya cahaya
Engkaulah gudang kasih sayang. Engkaulah telaga kedamaian
Samudra kesabaran. Guru pertama anak-anakmu yang engkau lahirkan
Kemudian menuntun menyentuh tanah. Menuntun ke arah kedewasaan
Menapak maju. Maju. Merambah kehidupan
Engkau lepaskan perahu-perahu itu dari tambatan
Engkau dandani layar. Engkau kokohkan tiang agung
Supaya tegak di tengah lautan. Ibu. Ibunda tersayang

Engkaulah kenyataan. Engkaulah lambang
Engkau selalu di sisi-sisi putera-puterimu. Siap menerima keluhan
Dampratan. Kejengkelan. Dan derasnya bantahan.
Kenakalan anak-anakmu sepanjang zaman.

Jakarta, 3 Desember 1997

Sumber: Gergaji (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya yang memuja dan merayakan peran seorang ibu. Dalam puisi ini, penyair dengan indah menggambarkan keagungan dan kelembutan seorang ibu, serta peran pentingnya dalam kehidupan anak-anaknya.

Pemujaan terhadap Peran Ibu: Puisi ini diawali dengan pemujaan terhadap peran ibu. Ibu digambarkan sebagai "cahaya," "gudang kasih sayang," dan "telaga kedamaian." Kata-kata ini menciptakan citra kelembutan, kehangatan, dan ketenangan yang diasosiasikan dengan peran seorang ibu.

Guru Pertama dan Pemandu Kedewasaan: Penyair menyebut ibu sebagai "guru pertama anak-anakmu" yang tidak hanya melahirkan, tetapi juga menuntun anak-anaknya menuju kedewasaan. Proses ini digambarkan sebagai perjalanan menyentuh tanah, menapak maju, dan merambah kehidupan. Ini menunjukkan peran ibu dalam membimbing anak-anaknya melalui berbagai tahapan kehidupan.

Perlambang Kesabaran dan Kedamaian: Ibu diibaratkan sebagai "samudra kesabaran" yang tak terbatas. Kata ini mencerminkan ketahanan dan ketenangan ibu dalam menghadapi segala tantangan dan kesusahan. Ibu juga dianggap sebagai "kenyataan" dan "lambang," menekankan eksistensinya sebagai pusat kehidupan dan teladan bagi anak-anaknya.

Perahu, Layar, dan Tiang Agung: Puisi memakai metafora perahu sebagai simbol anak-anak yang dilepaskan oleh ibu ke lautan kehidupan. Layar dan tiang agung melambangkan persiapan ibu dalam mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia. Semua itu menggambarkan kekuatan, kestabilan, dan kesiapan dalam mendukung anak-anak berlayar dalam kehidupan.

Keluhan, Dampratan, dan Kejengkelan: Puisi mengakui bahwa ibu juga menjadi tempat anak-anaknya mengadu, meluapkan dampratan, keluhan, dan kejengkelan. Ini menciptakan citra ibu sebagai pendengar setia dan penerima yang penuh pengertian.

Puisi "Ibu" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan keagungan dan kelembutan seorang ibu. Penyair dengan indah memaparkan peran ibu sebagai sumber cahaya, telaga kedamaian, dan pemandu kedewasaan bagi anak-anaknya. Dengan metafora yang kuat dan kata-kata yang penuh makna, puisi ini merayakan kasih sayang dan ketahanan seorang ibu dalam mendukung dan membimbing anak-anaknya melalui perjalanan kehidupan.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Ibu
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.