Puisi: Kabut Itu (Karya Budiman S. Hartoyo)

Puisi "Kabut Itu" karya Budiman S. Hartoyo menciptakan atmosfer misteri dan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara ....
Kabut Itu


Aku menunggu. Engkau pun menunggu
Berjuta detik menjadi waktu
Jemu

Aku berlari. Engkau berhenti
Aku berhenti. Engkau pun berlari
Terentang jarak tiada arti
Mati

Mautkah batas antara kita?
(gaibkah ujud dan ada kita?)
Kita selalu terlena saja
selalu membisu menafsirkan makna cinta
Kekal dalam rahasia

Kabut itu
dan kekelaman itu
buanglah dari raut wajahmu


1969

Sumber: Sebelum Tidur (1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Kabut Itu" karya Budiman S. Hartoyo adalah sebuah karya yang menciptakan atmosfer misteri dan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara dua individu, waktu, dan eksistensi manusia.

Motif Kabut dan Kejelasan: Motif kabut digunakan secara simbolis dalam puisi ini. Kabut sering kali melambangkan ketidakjelasan, ketidakpastian, atau perasaan terhambat. Dalam puisi ini, kabut mewakili ketidakjelasan dalam hubungan atau perasaan antara dua individu. Kemunculan kabut menciptakan atmosfer misteri dan pertanyaan.

Kontras dan Pertentangan: Puisi ini menggambarkan pertentangan dan kontras dalam hubungan antara dua individu. Mereka tampaknya bergerak dalam arah yang berlawanan, seperti berlari dan berhenti, yang menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan mereka. Pertanyaan "Mautkah batas antara kita?" menggambarkan perasaan terjebak atau terhambat dalam hubungan tersebut.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini menciptakan pertanyaan eksistensial yang dalam. Pertanyaan tentang keberadaan dan makna hubungan, serta apakah hubungan tersebut benar-benar ada atau hanya menjadi ilusi, menciptakan perasaan ketidakpastian yang kuat.

Penolakan terhadap Kabut dan Kekelaman: Dalam bait terakhir, penyair mengakhiri puisi dengan permintaan untuk mengusir kabut dan kekelaman dari raut wajah seseorang. Ini dapat diartikan sebagai dorongan untuk menghadapi ketidakpastian dan misteri dalam hubungan dengan keberanian dan kejujuran.

Puisi "Kabut Itu" adalah karya yang penuh dengan misteri dan pertanyaan eksistensial. Motif kabut, pertentangan, dan kontras dalam hubungan, serta pertanyaan tentang makna keberadaan dan eksistensi manusia, menjadikan puisi ini sebagai refleksi tentang perasaan manusia dalam hubungan dan dalam menghadapi ketidakpastian dalam hidup.

Puisi Budiman S. Hartoyo
Puisi: Kabut Itu
Karya: Budiman S. Hartoyo

Biodata Budiman S. Hartoyo:
  • Budiman S. Hartoyo lahir pada tanggal 5 Desember 1938 di Solo.
  • Budiman S. Hartoyo meninggal dunia pada tanggal 11 Maret 2010.
  • Budiman S. Hartoyo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.